Infojual buku sukses dunia akhirat ± mulai Rp 15.000 murah dari beragam toko online. cek Buku Sukses Dunia Akhirat ori atau Buku Sukses Dunia Akhirat kw sebel. SELAMAT DATANG di hargano.com, Semoga Rezeki Kita nambah 1000x lipat ^_^ Buku Kekalkah Kita Di Alam Akhirat [ Lihat Gambar Lebih Besar Gan] Rp 44.000: Buku Ensiklopedi Kematian
Bagi saya, bagian berat dalam mencari pekerjaan adalah menjaga hati. Karena kalau 'sekedar' bolak-balik luar kota untuk ikut psikotest dan interview, fisik saya insyaAllah beda dengan hati yang suka kita ga sadari berubah arah haluan. Dalam kurun beberapa bulan ini, saya sibuk nyari kerja sana sini. Hasilnya kebanyakan nihil. Ya gapapalah, namanya juga belum rezeki, ucap saya waktu itu. Ucapan ini selalu berhasil saya lontarkan di tiap kegagalan cari kerja dan emang saya let it flow sesuatu berubah ketika saya mulai mempertanyakan "apa yang salah ya dari persiapan saya?". Karena saya kerap cek common mistakes saya dalam hal teknis CV, psikotest, interview, dan saya perbaiki kok. Pertanyaan tadi ga salah, namun ketika pertanyaan itu berubah menjadi rasa ketidakPDan, maka hati saya rasanya sempit tiba-tiba. Belum lagi saya disuguhkan liat teman-teman saya yang rasanya sudah/sedang menuju puncak kejayaan di hidupnya. Serius, hati saya jadi sesak. Pandangan saya jadi kosong utk beberapa muncul lah rasa minder saya. Pertanyaan seperti "nanti kalo gabisa punya rumah atau aset gono gini gimana, ga kayak si itu yg udah punya ini itu?" spt bisikan iblis. Pikiran saya kerap memotivasi saya utk jatuh. Hati saya makin sesak."There must be something wrong with me"Iya. Saya bilang gitu karena saya biasanya gak gitu. Ah, emang dasar aja yasudah, isenglah saya sliweran di Youtube, cari hiburan. Ya beberapa video lucu cukup menghibur saya, tapi tidak mengisi atau meluaskan hati saya yang sempit. Saya sadar hati saya sempit, makanya saya butuh motivation sengaja, saya ketemu videonya Ust. Oemar Mita judulnya "Tanda Anda Sudah Menjadi Budak Dunia". Instan, saya langsung klik! Sepertinya sudah naluri. Memang Allah ingin saya melihat video itu video itu, ust. Oemar Mita menyebutkan beberapa hal tanda seseorang menjadi budak dunia. Tapi saya langsung mendapat motivation sparks saya di poin pertama. Apa yang pertama? Yaitu ketika ibadah kita diniatkan semata-mata untuk mendapatkan dunia. Shalat kita mungkin tuma'ninah, tapi dalam hati sebetulnya ingin agar kita dapat segenggam dunia. Sedekah, tapi niat biar kaya. Puasa, biar dapet kerja. Berbuat baik, biar mudah dapet jodoh. Lalu, beliau menyebutkan sebuah ayat dalam Al-Quran, yang membuat Sahabat paling menangis ketika membacanya. Yaitu surat Hud ayat 15-16مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَيُبْخَسُونَ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ إِلاَّ النَّارَ وَحَبِطَ مَاصَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّاكَانُوا يَعْمَلُونَ"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” Referensi Dari sini saya langsung mempelajari 2 hal. Pertama, ibadah saya. Saya coba cek ibadah saya, seperti shalat dan puasa ramadhan, apa jangan-jangan selama ini ibadah saya diniatkan cuma biar dapet kerja. Apa sedekah saya diniatkan agar saya dapat harta berlimpah ruah dan jodoh? Apa kebaikan saya selama ini saya niatkan agar Dia kasih keinginan dunia tentang akhir dari segalanya. Saya lupa, hidup ini bukan cuma tentang mencari pekerjaan, harta, jodoh, kekuasaan, harta, dll. Saya lupa bahwa ada kehidupan abadi, akhir dari dunia tapi awal dari segalanya. Saya lupa bahwa bumi ini kecil. Saya lupa kalo bumi dibanding langit pertama hanya seperti cincin di padang pasir. Kenapa saya jadi sefana ini?Akhirnya saya menyadari bahwa saya menaruh dunia ini di hati saya. Wajar hati saya jadi sempit. Padahal harusnya dunia ini hanyalah di genggaman tangan.Terkadang hati dan iman kita sedang lemah, kita bisa jadi timbul rasa iri, mereka bisa segera meraih kenikmatan dunia, sedangkan kita terkadang sibuk denganmenuntut ilmu dan dakwah sehingga dunia tidak banyak kita dapat. Maka kita ajaklah mereka berlomba-lomba dengan akhirat misalnya -ketika mendengar teman sudah bisa punya rumah dengan membayar KPR maka kita katakan, kita juga sedang membangun rumah disurga dengan memakmurkan masjid dan amalan lainnya. -ketika mendengar anak tetangga lancar les bahasa inggris, maka kita katakan, anak kita sudah lancar bahasa Arab . -ketika mendengar teman sudah kulias S2 atau S3 di Amerika dan Eropa maka kita katakan, saya sudah menghapal sekian juz Al-Quran dan berpuluh-puluh hadits. Al Hasan Al Bashri mengatakan, إذا رأيت الرجل ينافسك في الدنيا فنافسه في الآخرة “Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.” Wahib bin Al Warid mengatakan, إن استطعت أن لا يسبقك إلى الله أحد فافعل “Jika kamu mampu untuk mengungguli seseorang dalam perlombaan menggapai ridha Allah, lakukanlah.” Sebagian salaf mengatakan, لو أن رجلا سمع بأحد أطوع لله منه كان ينبغي له أن يحزنه ذلك “Seandainya seseorang mendengar ada orang lain yang lebih taat pada Allah dari dirinya, sudah selayaknya dia sedih karena dia telah diungguli dalam perkara ketaatan.”[1] Jangan sering melihat kenikmatan orang lain dan lupa nikmat sendiri Janganlah kita sebagaimana orang yang melihat bagaimana kemegahan Qarun dan ingin menjadi seperti Qarun. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ “Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia “Moga-moga kiranya kita ini mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. Al-Qashash 79 Inilah perkatan orang-orang yang cenderung terhadap dunia saja. Ibnu Katsir rahimahullah berkata, فلما رآه من يريد الحياة الدنيا ويميل إلى زخرفها وزينتها، تمنوا أن لو كان لهم مثل الذي أعطي “Tatkala qorun dilihat oleh mereka yang mengingikan kehidupan dunia dan cenderung kepada gemerlap dan perhiasannya maka mereka berangan-angan seandainya mereka sebagaimana Qarun diberi kenikmatan.”[2] Dan kita diperintahkan agar jangan terlalu silau dan terpana dengan kenikmatan orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Rabb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal. “ Thaha 131 Melihat kenikmatan orang lain dan membanding-bandingkan dengan kita hanyalah membawa kesedihan dan menambah duka saja. Al-Baghawi rahimahullah berkata, قال أبي بن كعب من لم يعتز بعز الله تقطعت نفسه حسرات، ومن يتبع بصره فيما في أيدي الناس طال حزنه “Berkata Ubay bin Ka’ab Barangsiapa yang tidak merasa mulia dengan kemulian dari Allah akanmemutuskan dirinya sendiri dalam kerugian. Barangsiapa yang mengikuti pandangannya terhadap apa yang ada ditangan manusia maka akan semakin bertambah kesedihannya.”[3] NOTE bukan berarti kita tidak boleh mengejar dunia, tapi kejar dunia untuk orientasi dan tujuan akhirat “Dunia di genggaman, akhirat tetap di hati” Gedung Radiopoetro, FK UGM, Yogyakarta Tercinta Penyusun Raehanul Bahraen Artikel silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter [1] Latha’if Al-Ma’arif Ibnu Rajab, hal. 244, Dar Ibnu Hazm, cet. I, 1424 H, syamilah [2] Tafsir Ibnu Katsir 6/255, Dar Thayyibah, cet. II, 1420 H, syamilah [3] Tafsir Al-Baghawi 3/281, Dar Ihya’ At-Turats, Beirut, cet. I, 1420 H, syamilah
Itulahorang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan" (Referensi
Saudaraku, kita perlu sadari dan selalu ingat bahwa dunia ini hanya sementara saja. Hendaknya kita sadar bahwa dunia yang kita cari dengan susah payah ini tidak akan bisa kita bawa menuju kampung abadi kita yaitu kampung Sammak Muhammad bin Shubaih rahimahullah berkata,هب الدنيا في يديك ، ومثلها ضم إليك ، وهب المشرق والمغرب يجيء إليك ، فإذا جاءك الموت ، فماذا في يديك“Anggaplah dunia ada di genggaman tanganmu dan ditambahkan yang semisalnya. Anggaplah perbendaharaan timur dan barat datang kepadamu, akan tetapi jika kematian datang, apa gunanya yang ada di genggamanmu?” Siyarul A’lam An-Nubala 8/330Banyak sekali ayat dalam Al-Quran yang mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara saja. Janganlah kita lalai dan tertipu seolah-olah akan hidup di dunia selamanya dengan mengumpulkan dan menumpuk harta yang sangat banyak sehingga melalaikan kehidupan akhirat Ta’ala berfirman,إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ“Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula penipu syaitan memperdayakan kamu dalam mentaati Allah.” Luqmaan 33Allah juga berfirman,ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Ali Imran 185Allah juga berfirman,اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” Al Hadid 20Jika direnungi, ternyata harta kita yang sesungguhnya hanya tiga saja. Selain itu, bukan lah harta kita, walaupun hakikatnya itu adalah milik kita di dunia, karena MAYORITAS harta sejatinya hanya kita tumpuk saja dan bisa jadi BUKAN kita yang menikmati, hanya sekedar dimiliki saja atau KOLEKSI harta sejati yang kita nikmati, itupun menikmati sementara saja yaitu1. Makanan yang kita makanMakanan yang di kulkas belum tentu kita yang menikmati semua. Makanan yang di gudang belum tentu kita yang menikmati semua. Uang yang kita simpan untuk beli makanan belum tentu kita yang menikmati. Ketika menikmati makanan pun ini hanya sesaat dari keseharian kita, hanya melewati lidah dan kerongkongan sebentar saja2. Pakaian yang kita pakaiTermasuk sarana yang kita pakai seperti sepatu, kendaraan serta rumah kita. Ini yang kita nikmati. Akan tetapi inipun sementara saja karena pakaian bisa usang sedangkan rumah akan diwariskan3. SedekahIni adalah harta kita yang sebenarnya, sangat berguna di akkhirat kelak. Inipun berlalu sebentar dari genggaman kita di duniaSelebihnya harta yang kita tumpul hakikatnya bukan harta kita, kita tidak menikmatinya atau hanya menikmati sesaat saja. Misalnya menumpuk harta -Rumah ada dua atau tiga, yang kita nikmati utamanya hanya satu rumah saja -Uang tabungan di bank beratus-ratus juta atau miliyaran, yang kita nikmati hanya sedikit saja selebihnya kita hanya kita simpan -Punya kebun yang luas, punya toko yang besar, hanya kita nikmati sesaat sajaInilah yang dimaksud hadits, harta sejati hanya tigaRasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﺑْﻦُ ﺁﺩَﻡَ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ – ﻗَﺎﻝَ – ﻭَﻫَﻞْ ﻟَﻚَ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩَﻡَ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻠْﺖَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺴْﺖَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖَ ﻓَﺄَﻣْﻀَﻴْﺖَ“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja? ” HR. Muslim no. 2958Riwayat yang lain,ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﺛَﻼَﺙٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻰ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺲَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻰ ﺃَﻭْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْﺘَﻨَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺫَﺍﻫِﺐٌ ﻭَﺗَﺎﺭِﻛُﻪُ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan. ” HR. Muslim no. 2959Dunia memang kita butuhkan dan tidak terlalrang kita mencari harta dan dunia akan tetapi harus kita tujukan untuk orientasi semoga bermanfaat Yogyakarta TercintaPenyusun Raehanul BahraenArtikel
0% found this document useful 0 votes2 views22 pagesOriginal TitleDunia di Genggaman, Akhirat di HatiCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes2 views22 pagesDunia Di Genggaman, Akhirat Di HatiOriginal TitleDunia di Genggaman, Akhirat di HatiJump to Page You are on page 1of 22 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 15 to 20 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
SahabatMuslimah - Jadikan Dunia Dalam Genggaman, Bukan di Hati Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam berpesan, "Demi Allah, bukan kemiskinan yang saya khawatirkan atas kamu. Dunia dan Akhirat Kita dalam Genggaman Allah SWT - Ahlulbait Indonesia. Illuminati: Dunia dalam Genggaman Perkumpulan Setan: Henry Makow - Belbuk.com. Untukpuisi, Para penyair tidak merasa perlu memikirkan bait dan lirik dalam puisinya itu 28 Desember 2011 · Filed under kumpulan puisi untuk anak SD Betapa mulianya hati mu Dengan adanya puisi di atas, semoga kita tetap menjadi orang-orang yang cinta dan peduli dengan alam sekitar Aku suka mencoret-coret, merangkaikan kata menjadi tak نَ— Akhirat di hati, dunia hanya di genggaman tangan. 1.5M ratings 277k ratings See, that's what the app is perfect for. Sounds perfect Wahhhh, I don't wanna. نَ Posts; Submit a post; ArchiveLetakkanDunia Di Tangan Akhirat Di Hati. Doa Abu Bakar r.a: "Jadikanlah kami kaum yang memegang dunia dengan tangan kami, bukan hati kami.". Dan doa sahabat Umar Al-Khattab: "Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan ia di lubuk hati kami.". Sesusah mana pun seseorang itu menjalani kehidupan di
PFHj.