Adapunkelemahan alat tes Binet: Aspek yang diukur dalam tes yang berbasis teori Binet itu terlalu umum. Tidak dapat mengukur kemampuan kreatif. Hanya ada satu skor IQ untuk menunjukkan kompleksitas fungsi kognitif. Terlalu menekankan pada tes verbal dan memori. Bahwa kecerdasan ditentukan secara lahir dan tidak dapat diubah, hasil penelitian 100% found this document useful 2 votes4K views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes4K views8 pagesKeunggulan Dan Kelemahan TesJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Kelemahantes obyektif bentuk melengkapi Completion Test a . 22 Feb 2019 D Kebaikan dan Kelemahan Tes Objektif kekurangan Vitamin C a penyakit rabun ayam kekurangan vitamin B kompleks b Tes melengkapi ialah butir soal atau kiprah yang jawabannya diisi oleh penerima tes dengan . Tes Hasil Belajar merupakan Keliru satu jenis tes yang dipakai untuk

A. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto 2009164-165. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mengandung banyak segi positif, lebih representatif, dan objektif. Membutuhkan persiapan penyusunan soal yang sulit. 2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan sukar mengukur proses mental. 3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada orang lain. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4 Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam proses pemeriksaan. “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan tes lebih terbuka. B. Kelemahan dan Kelebihan Tes Subjektif/Esai Berikut adalah kelemahan dan kelebihan tes esai menurut Arikunto 2009163. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mudah disiapkan dan disusun. Kadar validitas dan realibilitas rendah. 2 Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran. 3 Mendorong siswa untuk berani mengeluarkan pendapat serta menyusun dalam kalimat yang bagus. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur subjektif. 4 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasanya sendiri. Pemeriksaannya lebih sulit. 5 Dapat diketahui sejauh mana siswa Waktu untuk koreksi lama dan tidak C. Persamaan dan Perbedaan Tes Objektif dan Subjektif/Esai Persamaan tes objektif dan tes subjektif secara umum adalah sama-sama digunakan untuk menilai dan mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan perbedaan objektif dan tes esai menurut Purwanto 201336 adalah sebagai berikut. Ditinjau dari Tes Objektif Tes Subjektif/Esai Taksonomi hasil yang diukur Baik untuk mengukur hasil belajar tingkat pengetahuan, komprehensi, aplikasi, dan analisis. Tidak cocok untuk tingkat sintesis dan evaluasi Tidak efisien untuk pengetahuan. Baik untuk komprehensi, aplikasi, dan analisa. Sangat baik untuk tingkat sintesis dan evaluasi. Sampling isi/bahan Menggunakan jumlah item yang banyak, dapat mencakup atau mewakili bahan pelajaran yang luas. Menggunakan jumlah soal yang relatif kecil, hanya mencakup bahan yang terbatas tidak mewakili isi bahan yang luas. Persiapan membuat soal Mempersiapkan item adalah yang sukar dan memakan waktu. Mempersiapkan item yang baik adalah sukar, tetapi lebih mudah daripada mempersiapkan soal objektif. Penskoran Objektif, sederhana, dan keandalannya tinggi. Subjektif, sukar, dan kurang andal. Kemungkinan Mendorong siswa untuk mengingat, menginterpretasikan, dan menganalisa ide-ide orang lain. Mendorong siswa untuk mengorganisasi dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Lokasi Tesini merupakan satu-satunya tes objektif yang menuntut agar peserta tes memberikan jawaban, bukan memilih jawaban . Tes melengkapi dikatagorikan ke dalam tes objektif. Pada bentuk tes isian ini peserta tes melengkapi atau mengisi titik-titik atau bagian yang dikosongkan pada pokok uji dengan hanya satu kata, ungkapan, maupun angka.
Ilustrasi tes Ini adalah tulisan ke-3 saya mengenai evaluasi pembelajaran. Sebelum kita ke pembahasan mengenai keunggulan dan kelemahan tes objektif dan tes uraian, Mari kita bahas mengenai perbandingan antara tes objektif dan tes uraian berikut ini. Proses berpikir yang ingin diukur oleh tes objektif adalah semua jenjang proses berpikir Tetapi lebih tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir Ingatan, pemahaman, dan penerapan. Sedangkan proses berpikir yang ingin diukur oleh tes uraian adalah untuk mengukur proses berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi. Cakupan materi yang ditanyakan pada tes objektif dapat menanyakan banyak materi dalam satu waktu ujian sampel materi lebih banyak. Sedangkan cakupan materi yang ditanyakan pada tes uraian hanya dapat menanyakan sedikit materi sampel materi lebih sedikit. Waktu penyusunan tes objektif memerlukan waktu cukup lama. Sedangkan waktu penyusunan tes uraian relatif singkat. Penyusunan Pertanyaan pada tes objektif relatif sukar. Sedangkan penyusunan Pertanyaan pada tes uraian relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan tes objektif. Pengolahan hasil tes objektif dapat diolah dengan cepat. Sedangkan pengolahan hasil tes uraian adanya unsur subjektivitas dalam pemeriksaan. Sekarang mari kita bahas mengenai keunggulan tes objektif. Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang. Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang seperti itu memerlukan keterampilan tersendiri. Dengan menggunakan tes objektif mata semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian. Dengan dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti. Kita juga dapat menggunakan fasilitas komputer untuk memproses hasil ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya dapat lebih terjamin. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta reliabilitasnya. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif khususnya pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah homogenitas alternatif jawaban. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik maka kita akan memperoleh informasi yang banyak dari Respon yang diberikan oleh siswa. Setiap respon siswa terhadap setiap alternatif jawaban akan memberikan informasi kepada kita tentang penguasaan kognitif siswa terhadap materi yang diujikan. Dengan demikian kita dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa. Kelemahan tes objektif Disamping mempunyai keunggulan, tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman. Hal ini semata-mata bukan karena tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman Tetapi lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum dapat menulis tes objektif yang mengukur proses berpikir tinggi. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan tes uraian. Kesulitan dalam membuat tes objektif biasanya muncul di saat menulis soal harus membuat alternatif jawaban yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik, misalnya semua alternatif jawaban harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih. Oleh karena itu membuat tes obyektif yang baik memerlukan waktu yang lama. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka. Jika tes objektif dibuat dengan kurang baik Misalnya susunan Bahasanya kurang mudah dimengerti oleh anak, maka maksud butir soal tersebut akan sulit dipahami oleh siswa. Jika hal ini terjadi maka kesalahan siswa dalam menjawab butir soal dapat terjadi bukan karena siswa tidak memahami materi yang ditanyakan tetapi karena siswa mengalami kesukaran dalam memahami kalimat dalam butir soal. Disamping itu kemampuan siswa juga dapat dipengaruhi karena adanya unsur tebakan. Hal ini akan terjadi apabila siswa merasa ragu atau kehabisan waktu untuk mengerjakan soal. Siswa tidak dapat mengorganisasikan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal. Dalam hal ini siswa hanya dapat mengingat hidup orang lain yaitu itu penulis soal. Menyadari akan adanya kelemahan yang ada pada tes objektif Maka sebagai seorang guru kita harus berupaya untuk meminimalkan kelemahan tersebut. Berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes objektif antara lain sebagai berikut. Upaya untuk mengatasi agar butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur proses berpikir rendah caranya adalah membuat soal harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal. Tulislah butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal adalah dengan cara menguasai materi yang baik dan latihan membuat soal yang terus-menerus maka Masalah ini tidak akan menjadi hambatan lagi. Semua butir soal yang telah ditulis dan diujikan sebaiknya tidak dibuang tetapi terus dikumpulkan dalam suatu kumpulan butir soal. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan siswa tidak terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka, caranya adalah dengan menulis butir soal yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengatasi masalah tebakan dapat diatasi dengan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi 4 atau 5. Dengan bertambahnya jumlah alternatif jawaban maka kemungkinan menebak akan semakin kecil. Dengan tes objektif siswa tidak dapat mengemukakan ide yang sendiri tetapi harus mengikuti ide orang lain dalam hal ini ide penulisan. Caranya adalah dengan menggunakan tes uraian dan objektif secara bergantian selama proses penilaian hasil belajar. Keunggulan tes uraian Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi. Ini artinya kalau tujuan pembelajaran adalah mengajarkan proses berpikir tinggi maka untuk mengukurnya akan lebih tepat jika menggunakan tes uraian. Tentu saja dengan tambahan pertimbangan bahwa jumlah siswa kita tidak terlalu banyak. Jika jumlah siswa kita terlalu banyak maka kita akan menghadapi kesulitan pada saat memeriksa hasil ujian. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan tes objektif. Dapatkah keterampilan menulis, kemampuan dalam menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide atau gagasan, serta kemampuan dalam membuat rancangan penelitian diukur dengan tes objektif? Inilah Salah satu keunggulan tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes objektif. Jika kita mempunyai tujuan pembelajaran yang seperti ini maka kita tidak dapat mengukurnya dengan menggunakan tes objektif tetapi kita harus mengukurnya dengan menggunakan tes uraian walaupun jumlah siswanya banyak. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian lebih cepat daripada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif. Sumber gambar
Beberapatahap penyusunan tes pilihan ganda adalah: 1. Tuliskan pernyataan terlebih dahulu. Pernyataan sebaiknya memperkenalkan masalah, dan ditulis dengan singkat dan jelas. Contoh: Terdapat tiga wujud benda yaitu padat, cair dan gas. Masing-masing wujud benda memiliki Kesamaan dan perbedaan.
4. Tes Objektif Objective Test a. Pengertian Tes Objektif Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item atau dengan menuliskan jawabannya berupa kata- kata atau simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing- masing butir item yang bersangkutan. Anas sudjiono, 1995 106. Menurut Suke Silverius 1991 54 yang dimaksud dengan tes objektiftes pilihan adalah tes yang jawaban pertanyaannya dipilih dari kemungkinan- kemungkinan jawaban yang telah disediakan. b. Kebaikan dan Kelemahan tes Objektif Suharsimi Arikunto 2001 164-165 mengemukakan beberapa kebaikan dan kelemahan tes objektif. Kebaikan-kebaikannnya 1. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa. 2. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. 3. Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain. 4. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Kelemahan-kelemahannya 1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain. 2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. 3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4. “Kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka. Sedangkan menurut Suke Silverius 1991 67-69 tes objektif juga memiliki kebaikan dan kelemahan. Kebaikannya 1. Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang kemampuan berpikir dalam ranah kognitif. 2. Memperkecil kemungkinan menebak benar kunci jawaban. 3. Dapat dibuat menjadi banyak ragamvariasi bentuk. 4. Jawabannya tidak harus mutlak benar, tetapi dapat berupa jawaban yang paling benar, atau dapat pula mengandung beberapa jawaban yang semuanya benar. 5. Dapat digunakan pada semua jenjang sekolah dan kelas. 6. Dapat diskor dengan sangat objektif. 7. Dapat diskor dengan mudah dan cepat. 8. Ruang lingkup bahan yang ditanyakan sangat luas. Kelemahannya 1. Pokok soal tidak cukup jelas sehingga terdapat kemungkinan ada lebih dari satu jawaban yang benar. 2. Kadang-kadang jawaban soal dapat diketahui siswa meskipun belum diajarkan karena adanya petunjuk jawaban yang benar, atau karena butir soal itu mengukur sikap dan bukan mengukur pengetahuan. 3. Sampai suatu tingkat tertentu, keberhasilan atas suatu jawaban dapat diperoleh melalui tebakan. 4. Sulit membuat pengecoh distractor yang berfungsi, yakni yang mempunyai peluang cukup besar untuk dipilih oleh siswa. 5. Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis soal-soalnya. 6. Siswa cenderung mengembangkan cara belajar terpisah-pisah menurut bunyi tiap soal. Dewasa ini tes objektif lebih sering digunakan untuk mengukur evaluasi belajar akhir tingkat nasional seperti Ujian Akhir Nasional UAN, ujian masuk Perguruan Tinggi, dll. David Nicol 2007 55 dalam penelitiannya menyatakan Multiple-choice questions are being increasingly used in higher education as a means of supplementing or even replacing current assessment practices. The growth in this method of assessment has been driven by wider changes in the higher education environment such as the growing numbers of students, reduced resources, modularisation and the increased availability of computer networks. Arti pernyataan tersebut kurang lebih adalah bahwa Pertanyaan pilihan ganda akan semakin digunakan dalam pendidikan yang lebih tinggi sebagai alat penilaian saat ini atau bahkan menggantikan penilaian praktek. Pertumbuhan dalam metode penilaian ini telah didorong oleh perubahan yang lebih luas di lingkungan pendidikan yang lebih tinggi seperti pertumbuhan jumlah siswa, pengurangan sumber daya, pemakaian modul dan peningkatan ketersediaan jaringan komputer. c. Kaidah Penyusunan Tes Objektif 2Kelebihan dan Kelemahan Soal Subyektif. a.Kelebihan. Diantara kelebihan dari tes subyektif adalah: 1)Mudah disiapkan dan disusun. 2)Peserta didik (testee) bebas menjawab. 3)Mendorong peserta didik (testee) melatih mengemukakan gagasan dalam kalimat yang baik. 0% found this document useful 0 votes1K views10 pagesDescriptionpenjelasan tes objektifOriginal Title5. Kelebihan-kekurangan Tes TulisCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1K views10 pagesKelebihan-Kekurangan Tes TulisOriginal Title5. Kelebihan-kekurangan Tes TulisJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Psikotesadalah penggunaan tes untuk menilai kemampuan, permasalahan, dan perilaku psikologis seseorang untuk membuat prediksi tentang kelebihan dan kekurangan individu. Psikotes Online sangat efektif digunakan dalam proses rekrutmen dan seleksi perusahaan. Psikotes Online memiliki beberapa kelebihan sendiri, yaitu untuk mempersingkat waktu dan meningkatkan efektivitas biaya. Berikut adalah

TEST OBJEKTIF TEST OBJEKTIF 1. Kelebihan Test Objektif yaitu v Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu. v Reabilitynya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat objektif. v Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai. v Objekti test tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan. v Validity test objektif lebih tinggi dari essay test, karena samplingnya lebih luas. 2. Kelemahan Test Objektif yaitu v Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut. v Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya. v Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi. v Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah pengikut test. B. SALAH- BENAR atau True- False T- F 1. Kelebihan S- B yaitu v Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban. v Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca. v Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe test secara berkala. v Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya. 2. Kelemahan S- B yaitu v Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda. v Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik. v Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah. v Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka. C. PILIHAN BERGANDA atau Multiple Choise M- Ch 1. Kelebihan Pilihan Berganda yaitu v Hasil belajae yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur. v Terstruktur dan petunjuknya jelas. v Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik. v Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban. v Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya. 2. Kelemahan Pilihan Berganda yaitu v Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama. v Sulit menemukan pengacau. v Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide. v Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca. D. ISIAN atau Completion 1. Kelebihan Isian atau Completion yaitu v Sangat mudah dalam penyusunannya. v Lebih menghemat tempat menghemat kertas . v Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini. v Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja. 2. Kelemahan Isian atau Completion yaitu v Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja. v Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan. v Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal. E. JAWABAN SINGKAT atau SHORT ANSWER 1. Kelebihan Jawaban Singkat yaitu v Mdah dalam perbuatan v Kemungknan menebak jawaban sangat sulit v Cocok untuk soal- soal hitungan v Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas 2. Kelemahan Jawaban Singkat yaitu v Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu. v Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek. v Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak. F. MENJODOHKAN atau MATCHING 1. Kelebihan Menjodohkan yaitu v Suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal. v Waktu membaca dan merespon relative singkat. v Mudah untuk dibuat. v Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya. 2. Kelemahan Menjodohkan yaitu v Materi soal dibatsi oleh factor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran. v Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen. v Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan. II. TEST ESSAY B. TEST ESSAY 1. Kelebihan Test Essay yaitu Ø Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri. Ø Murid tidak dapat menerka- nerka jawaban soal. Ø Test ini sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif. Ø Derajad ketepatan dan kebenaran murid dapat dilihat dari kalimat- kalimatnya. Ø Jawaban diungkapakan dalam kata- kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat digunakan untuk melatih penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan cepat. Ø Test ini digunakan dapat melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, dan Sukar dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga dapat mengungkapkan satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh. 2. Kelemahan Test Essay yaitu Ø Sukar dinilai secara tepat. Ø Bahan yang diukur terlalu sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap keseluruhan kurikulum. Ø Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun internasional. Ø Membutuhkan waktu memeriksa hasilnya. Tes Subjektif Yang pada umumnya berbentuk tes esai uraian tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya Arikunto, 2005162. Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekedar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Soal-soal bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterprestasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Kelebihan-kelebihan tes subjektif yaitu 1 Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di hindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa. 2 Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. 3 Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain. 4 Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Kelemahan-kelemahan tes subjektif yaitu a Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelamahan yang lain. b Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. c Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. d Kerjasama antarsiswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka. Cara mengatasi kelemahan 1 Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus menerus hingga betul-betul mahir. 2 Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua. 3 Menggunakan norma/standar penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan guessing yang bersifat spekulatif itu. Tes obyektif 1 Tes benar-salah true-false Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan statement. Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah. 2 Tes pilihan ganda multiple choice test Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau Multiple choice test terdiri atas bagian keterangan stem dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif option. Kemungkinan jawaban option terdiri atas satu jawaban benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh. 3 Menjodohkan matching test Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. 4 Tes isian completion test Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid. c Pelaksanaan tes tertulis Nurkanca, dkk 198658 menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan suatu tes tertulis ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Adapun hal-hal tersebut antara lain 1 Ruangan tempat tes di laksanakan hendaknya diusahakan setenang mungkin. 2 Murid-murid harus diperingatkan bahwa mereka tidak boleh bekerja sebelum ada tenda untuk mulai. Hal ini untuk mengatur agar semua murid mulai bekerja pada saat yang sama. 3 Selama murid-murid bekerja para pengawas tes dapat berjalan-jalan, dengan catatan tidak mengganggu suasana, untuk mengawasi apakah murid-murid bekerja secara wajar atau tidak. Murid-murid yang melanggar tata tertib tes dapat dikeluarkan dari ruang tes. 4 Apabila waktu yang ditentukan telah habis maka semua pengikut tes diperintahkan untuk berhenti bekerja dan segera meninggalkan ruangan tes secara tertib. Para pengawas tes segera mengumpulkan lembaran-lembaran tes dan lembaran-lembaran jawaban peserta tes. 5 Setelah lat-alat terkumpulkan maka pengawas tes supaya mengisi catatan-catatan tentang kejadian penting yang terjadi selama tes berlangsung. B. Test Lisan Pengertian tes lisan Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Macam-macam tes lisan Thoha 200361 menjelaskan bahwa tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni a Tes lisan bebas Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis b Tes lisan berpedoman Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah a Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung. b Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud. c Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik. Kelemahannya adalah a Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes, b Waktu pelaksanaan yang diperlukan. Pelaksanaan tes lisan Nurkanca, dkk 198660 menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan tes lisan antara lain adalah sebagai berikut a Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan. Guru harus tetap menyadari bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi belajar yang dicapai oleh murid-murid. b Janganlah guru membentak-bentak seorang murid karena murid tersebut memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang sangat “tolol”. c Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seoarang murid yang sedang di tes dengan memberikan kunci-kunci tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip evaluasi karena kita bertindak tidak adil terhadap murid yang lain. d Siapkanlah terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan samapai terkecoh oleh jawaban yang ngelantur dari murid-murid. e Laksanakanlah skoring secara teliti terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh murid. download tulisan dengan format ms. word..!!!

sedangkankelemahan tes bentuk b - s antara lain (1) ada kecenderungan peserta didik menjawab coba-coba (2) pada umumnya memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang rendah, kecuali jika itemnya banyak sekali (3) sering terjadi kekaburan, karena itu sukar untuk menyusun item yang benar-benar jelas (4) dan terbatas mengukur aspek pengetahuan
A. Pengertian Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes esai kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 soal Arikunto, 2009164. Sementara itu menurut Hidayat, dkk. 199463 tes objektif adalah tes yang terdiri dari item-item stem yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif option yang benar dan alternatif yang tersedia atau mengisi jawaban yang benar dengan beberapa kata atau sandi. Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi dichotomously scored item karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar di antara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip Arifin, 2009135. B. Jenis-jenis Tes Objektif Selanjutnya Arikunto 2009165 mengemukakan beberapa jenis tes objektif. Jenis-jenis tes objektif adalah sebagai berikut 1. Tes Benar Salah True-False Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan. Pernyataan tersebut ada yang benar ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan tersebut dengan melingkari B untuk pernyataan yang betul menurutnya dan S untuk pernyataan yang salah. Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana Arifin, 2009137. Contoh B – S Novel Siti Nurbaya ditulis oleh Marah Rusli B – S Datuk Maringgih adalah salah satu tokoh dalam novel Siti Nurbaya Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal benar-salah menurut Arifin 2009137 adalah sebagai berikut a. Dalam menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah item cukup banyak di atas 50 soal, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. b. Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama. c. Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat yang sederhana. d. Hindarkan pernyataan yang terlalu umum, kompleks, dan negatif. e. Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki. Misalnya biasanya, umumnya, selalu. 2. Tes Pilihan Ganda Multiple Choice Test Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes ini terdiri dari keterangan stem dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif options. Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh distructor. Mengenai jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan baku. Guru bisa membuat 3, 4, atau 5 alternatif jawaban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak chance of guessing. Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk soal pilihan ganda antara lain mengenal istilah, fakta, prinsip, metode, dan prosedur; mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan hubungan sebab-akibat dan menilai metode prosedur Arifin, 2009138-139. Berikut beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan-ganda menurut Arifin 2009143, yaitu a. Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal. b. Berilah petunjuk mengerjakannya dengan jelas. c. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik. d. Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan berarti. e. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus. f. Alternatif jawaban harus berfungsi, homogen dan logis. g. Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada itemnya. h. Usahakan agar pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan. i. Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis. j. Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. 3. Menjodohkan Matching Test Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan-ganda terdiri dari stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang dianggap paling tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda. Jumlah pilihan jawaban dibuat lebih banyak daripada jumlah persoalan. Bentuk soal ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara dua hal. Makin banyak hubungan antara premis dengan respons dibuat, maka makin baik soal yang disajikan Arifin, 2009144. Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin 2009145 memberikan beberapa kriteria, yaitu a. Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami. b. Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator. c. Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, sedangkan jawabannya di sebelah kanan. d. Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak daripada jumlah soal. e. Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu. Misalnya, sebelum pokok persoalan, didahului dengan stem, atau bisa juga langsung pada pokok persoalan. f. Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman. g. Gunakanlah kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan. 4. Tes Isian Completion Test Completion test biasa disebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan pengertian yang kita minta dari murid. Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin 2009146 memberikan beberapa kriteria, yaitu a. Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan peserta didik menjawab secara terurai. b. Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari buku textbook. c. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat. d. Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah untuk masalah yang urgen saja. e. Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban, dan f. Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas. C. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto 2009164-165. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mengandung banyak segi positif, lebih representatif, dan objektif. Membutuhkan persiapan penyusunan soal yang sulit. 2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan sukar mengukur proses mental. 3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada orang lain. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4 Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam proses pemeriksaan. “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan tes lebih terbuka. Lebih lanjut Arikunto 2009177 mengemukakan beberapa kondisi kapan dan bagaimana tes objektif ini digunakan 1 Kelompok yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan berkali-kali. 2 Skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya mempunyai reliabilitas yang tinggi. 3 Guru lebih mampu menyusun tes bentuk objektif daripada tes bentuk esai. 4 Hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan waktu yang digunakan untuk menyusun tes. Daftar Pustaka Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Hidayat, Kosadi, dkk. 1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung Alfabeta.
Kelebihankelebihan tes subjektif yaitu: 1) Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di hindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa. 2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. 3)
0% found this document useful 0 votes3K views11 pagesOriginal TitleKEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES OBJEKTIF DAN TES URAIAN_KELOMPOK 4Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views11 pagesKeunggulan Dan Kelemahan Tes Objektif Dan Tes Uraian - Kelompok 4Original TitleKEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES OBJEKTIF DAN TES URAIAN_KELOMPOK 4Jump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Dibagian ini, pengulas akan memberikan penjelasan terkait kelebihan dan kekurangan objek yang diulas; Rangkuman, yaitu kesimpulan dari ulasan terhadap suatu objek yang diulas oleh pengulas, disertai dengan inti-inti dan substansi .
Ilustrasi tesIni yakni goresan pena ke-3 saya mengenai evaluasi pembelajaran. Sebelum kita ke pembahasan mengenai keunggulan dan kelemahan tes objektif dan tes uraian, Mari kita bahas mengenai perbandingan antara tes objektif dan tes uraian berikut ini. style="displayblock; text-aligncenter;" data-ad-layout="in-article" data-ad-format="fluid" data-ad-client="ca-pub-6307354426047998" data-ad-slot="8535325794">Proses berpikir yang ingin diukur oleh tes objektif yakni semua jenjang proses berpikir Tetapi lebih sempurna dipakai untuk mengukur proses berpikir Ingatan, pemahaman, dan penerapan. Sedangkan proses berpikir yang ingin diukur oleh tes uraian yakni untuk mengukur proses berpikir analisis, sintesis, dan bahan yang ditanyakan pada tes objektif sanggup menanyakan banyak bahan dalam satu waktu ujian sampel bahan lebih banyak. Sedangkan cakupan bahan yang ditanyakan pada tes uraian hanya sanggup menanyakan sedikit bahan sampel bahan lebih sedikit.Waktu penyusunan tes objektif memerlukan waktu cukup lama. Sedangkan waktu penyusunan tes uraian relatif Pertanyaan pada tes objektif relatif sukar. Sedangkan penyusunan Pertanyaan pada tes uraian relatif lebih gampang bila dibandingkan dengan tes hasil tes objektif sanggup diolah dengan cepat. Sedangkan pengolahan hasil tes uraian adanya unsur subjektivitas dalam tes objektifSekarang mari kita bahas mengenai keunggulan tes objektif sempurna dipakai untuk mengukur proses berpikir rendah hingga dengan sedang. Bukannya tes objektif tidak sanggup dipakai untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi menyerupai analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang menyerupai itu memerlukan keterampilan memakai tes objektif mata semua atau sebagian besar bahan yang telah diajarkan sanggup ditanyakan ketika dengan memakai tes objektif maka derma skor pada setiap siswa sanggup dilakukan dengan cepat sempurna dan konsisten lantaran tanggapan yang benar untuk setiap butir soal sudah terang dan pasti. Kita juga sanggup memakai kemudahan komputer untuk memproses hasil ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya sanggup lebih tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan sanggup diperoleh gosip perihal karakteristik setiap butir soal menyerupai tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta kesukaran butir soal sanggup dikendalikan. Dengan memakai tes objektif khususnya pilihan ganda maka kita sanggup mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah homogenitas alternatif yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik maka kita akan memperoleh gosip yang banyak dari Respon yang diberikan oleh siswa. Setiap respon siswa terhadap setiap alternatif tanggapan akan memperlihatkan gosip kepada kita perihal penguasaan kognitif siswa terhadap bahan yang diujikan. Dengan demikian kita sanggup mengetahui kemampuan dan kelemahan tes objektifDisamping memiliki keunggulan, tes objektif juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lainKebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sesungguhnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman. Hal ini semata-mata bukan lantaran tes objektif tidak sanggup dipakai untuk mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman Tetapi lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum sanggup menulis tes objektif yang mengukur proses berpikir pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada menciptakan pertanyaan tes uraian. Kesulitan dalam menciptakan tes objektif biasanya muncul di ketika menulis soal harus menciptakan alternatif tanggapan yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik, contohnya semua alternatif tanggapan harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih. Oleh lantaran itu menciptakan tes obyektif yang baik memerlukan waktu yang anak sanggup terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka. Jika tes objektif dibentuk dengan kurang baik Misalnya susunan Bahasanya kurang gampang dimengerti oleh anak, maka maksud butir soal tersebut akan sulit dipahami oleh siswa. Jika hal ini terjadi maka kesalahan siswa dalam menjawab butir soal sanggup terjadi bukan lantaran siswa tidak memahami bahan yang ditanyakan tetapi lantaran siswa mengalami kesukaran dalam memahami kalimat dalam butir soal. Disamping itu kemampuan siswa juga sanggup dipengaruhi lantaran adanya unsur tebakan. Hal ini akan terjadi apabila siswa merasa ragu atau kehabisan waktu untuk mengerjakan tidak sanggup mengorganisasikan idenya sendiri lantaran semua alternatif tanggapan untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal. Dalam hal ini siswa hanya sanggup mengingat hidup orang lain yaitu itu penulis akan adanya kelemahan yang ada pada tes objektif Maka sebagai seorang guru kita harus berupaya untuk meminimalkan kelemahan tersebut. Berbagai upaya yang sanggup ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes objektif antara lain sebagai untuk mengatasi supaya butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur proses berpikir rendah caranya yakni menciptakan soal harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal. Tulislah butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal yakni dengan cara menguasai bahan yang baik dan latihan menciptakan soal yang terus-menerus maka Masalah ini tidak akan menjadi kendala lagi. Semua butir soal yang telah ditulis dan diujikan sebaiknya tidak dibuang tetapi terus dikumpulkan dalam suatu kumpulan butir untuk mengatasi supaya kemampuan siswa tidak terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka, caranya yakni dengan menulis butir soal yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengatasi duduk perkara tebakan sanggup diatasi dengan memperbanyak jumlah alternatif tanggapan menjadi 4 atau 5. Dengan bertambahnya jumlah alternatif tanggapan maka kemungkinan menebak akan semakin tes objektif siswa tidak sanggup mengemukakan wangsit yang sendiri tetapi harus mengikuti wangsit orang lain dalam hal ini wangsit penulisan. Caranya yakni dengan memakai tes uraian dan objektif secara bergantian selama proses penilaian hasil tes uraianTepat dipakai untuk mengukur proses berpikir tinggi. Ini artinya kalau tujuan pembelajaran yakni mengajarkan proses berpikir tinggi maka untuk mengukurnya akan lebih sempurna bila memakai tes uraian. Tentu saja dengan aksesori pertimbangan bahwa jumlah siswa kita tidak terlalu banyak. Jika jumlah siswa kita terlalu banyak maka kita akan menghadapi kesulitan pada ketika menyidik hasil dipakai untuk mengukur hasil mencar ilmu yang kompleks yang tidak sanggup diukur dengan tes objektif. Dapatkah keterampilan menulis, kemampuan dalam menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan wangsit atau gagasan, serta kemampuan dalam menciptakan rancangan penelitian diukur dengan tes objektif? Inilah Salah satu keunggulan tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes objektif. Jika kita memiliki tujuan pembelajaran yang menyerupai ini maka kita tidak sanggup mengukurnya dengan memakai tes objektif tetapi kita harus mengukurnya dengan memakai tes uraian walaupun jumlah siswanya yang dipakai untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian lebih cepat daripada waktu yang dipakai untuk menulis satu set tes gambar Sumber
E56ehR.
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/169
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/508
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/597
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/565
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/806
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/318
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/565
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/876
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/954
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/772
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/134
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/853
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/35
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/363
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/620
  • kelebihan dan kekurangan tes objektif