mcngerjakansoal yang terdiri dari 10. pertanyaan yang ditulis di papan tulis. Ketika anak-anak bekerja, Pak Sartono. keluar kelas. Anak-anak kelihatan bingung karena tidak mengerti bagaimana harus. menjawab soal tersebut. Mereka akhimya membuka buku IPA dan mencoba mencari. jawabannya di sana.

contoh PTKContoh Laporan PTK Lengkap BAB I, II, III, IV, V dan Lampiran File Word doc - Penelitian Tindakan Kelas PTK umum di kenal oleh para pendidik atau mahasiswa jurusan kependidikan, PTK adalah Penelitian tindakan yang dilaksanakan pada suatu kelas untuk memperbaiki proses pembelajara pada kelas yang di pegang oleh pendidik / PTKPenelitian tindakan kelas atau disingkat PTK menuruat para ahli seperti Mills , carr dan kemmis PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelas serta dilaksanakan oleh pendidik/guru pada kelasnya sendiri melalui hasil refleksi diri dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan kinerja pendidik sehingga meningkatkan hasil belajar siswa, lebih lanjut pembahsan terkait hakikat PTK serta karakteristik PTK dapat di baca DISINIPTK Sebagai Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanPendidik / guru dalam melaksanakan tugasnya harus selalu meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan guna mengembangkan pengtahuan dan metode-metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan sehingga pendidik dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan terbaik kepada siswa. banyak kegiatan peningkatan profesionalisme berkelanjutan yang dapat dilaksanakan oleh guru adalah dengan meengikuti pelatihan dan pendidikan Diklat sesuai bidangnya, dan menyusun Karya Ilmiah. Karya ilmiah tersebut seperti makalah tinjauan ilmiah, best practice, PTK penelitian tindakan KelasMenyusun Laporan PTK salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakn oleh pendidik untuk meningkatkan profesionalnya dengan tujuan memperbaiki proses pembelajar pada kelasnya. Pentingnya Laporan PTK ini bagi Guru adalah sebagau unsur utama yang dinilai dalam Kenaikan pangkat dan juga sebagai poin yang dinilai dalam Akreditasi sekolah terkait Mutu PTK selain disusun Oleh pendidik juga banyak disusun oleh mahasiswa karena banya universitas memasukkan PTK kedalam Mata kuliah teori, Matakuliah Berperaktik PTK, bahkan dapat digunakan sebagai sekripsi oleh mahasiswa pada jurusan PTKDalam proses Penyusunan atau melaksanakan PTK, Peneliti sebelumnya menyusun Proposal PTK. namun Proposal PTK tersebut tidak wajib disusun sebelum melaksanakan PTK, Penyusunan proposal PTK disusun menyesuaikan dengan kebutuhan dan kepentinganya, Proposal PTK disusun contohnya bagi peneliti yang ingin mendapatkan bantuan dana, mengikuti ajak lomba yang mewajibkan mengusulkan proposal PTK untuk di setujui. Proposal PTK decara sistematikanya tersusun dari judul PTK, Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka dan metode penelitian. kurang lebih proposal PTK sama dengan BAB I, II dan III pada laporan PTK. Terkait Hakikat Proposal PTK kami sajikan DISINI Rencana dan Pelaksanaan PTK / Membuat Judul PTKPeneliti dalam melaksanakan penelitian perlu merancang rencana dan pelaksanaan penelitian, hal ini berkaitan dengan menentukan judul PTK. dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas sebelum menentukan judul PTK peneliti terlebih dahulu melaksanakan Refleksi awal dalam PTK dilaksanakan melalui refleksi diri atau observasi awal dengantujuan mengidentifikasi masalah dalam peroses masalah, selanjutnya dari identifikasi masalh menganalisi masalah utama yang akan diangkat kedalam PTK, setelah mengidentifikasi dan menganalisi maslah. peneliti mencari alternatif tindakan / merancang perbaikanalternatif tindakan yang di akan digunakan oleh peneliti tentunya harus dikaji terlebih dahulu dengan dari berbagai sumber refrensi seperti buku atau dari contoh PTK yang ada / penelitian yang relefan sebagai bahan rujukan menyatakan bahwa alternatif tidakan yang akan digunakan dapat memecahkan masalah yang diangkatjika semua tahap tersebut dari indentifikasi masalah, analisi masalah dan menentukan alternatif tindakan yang akan diterapkan dalam PTK selanjutnya peneliti bisa merumuskan Judul PTK dan dapat melaksanakan PTK, Selanjutnya terkait dengan Menentukan Judul PTK dapat di baca DISINIPelaksanaan Perbaikan Pembelajaran / Siklus PTKsetelah tahap Refleksi Awal dan telah merumuskan Judul PTK selanjutnya peneliti telah dapat melaksanakan penelitin tindakan, Pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam bentuk Siklus / Daur PTK. dalam 1 siklus terdiri tahap yaitu persiapan pelaksanaan serta refleksi dalam satu PTK minimal dilaksanakan dalam 2 kali siklus PTK, jadi PTK dapat dilaksanakan lebih dari 2 namun dalam perakteknya jika beberapa kali siklus telah dilaksanakan 3 siklus tidak mendapatkan hasil yang diinginkan maka PTK dapat dihentikan pada siklus ke 3 dengan dalam laporan PTK tersebut memeparkan data atau alasan mengapa hasil PTK tidak mendapatkan hasil sesuai harapan peneliti. selain hal tersebut dalam siklus PTK minimal dilaksanakn dalam 2 kali proses pembelajaran setiap siklus PTK, dan dalam setiap pembelajaran dalam PTK tersebut dilaksanakan evalusi atau observasi / penilaian hasil belajar siswa ataupun Evalusi tersebut dapat dilaksanak terpisah dari proses pembelajaran tersebut. hal tersebut dilaksanakan agar PTK yang dibuat mendapatan hasil penelitian yang akurat, Lebih lengkap Baca DISINILaporan PTKLaporan penelitian tindakan tersebut adalah sebagai bukti bahwa pendidik telah melakukan usaha meningkatkan ptofesionalnya sesuai dengan tugasnya sebagai pendidik. Penelitian tindakan kelas PTK yang di lakukan oleh guru juga memiliki manfaat bagi pendidik, siswa dan satuan pendidik untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya sehingga siswa memperoleh pembelajaran yang terarah untuk memaksimalkan mencapai tujuan pembelajaran yang di penelitian tindakan ini juga sebagai salah satu unsur wajib yang harus penuhi oleh seorang pendidik yang bersetatus PNS/ASN untuk memenuki poin Angka Kredit untuk naik pangkat ke tingkat lebih tinggi. Maka dari itu pendidik sangat perlu menguasai tehnik melaksanakan dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas PTKSelain bagi pendidik/guru Penelitian tindakan kelas ini juga di pelajari oleh mahasiswa jurusan pendidikan sebagai salah satu mata kuliah, dan juga sebagai kegiatan praktek pemantapan pembelajaran serta terkadang bisa digunakan untuk menyusun tugas akhir atau sekripsiDilihat dari pentingnya penyusunan laporan penelitian tindakan tidak jarang pendidik/mahasiswa kesulitan dalam menemukan file contoh PTK sebagai bahan perbandingan dalam menyusun laporan penelitianya. Maka dari itu kami bagikan file-file PTK yang kami ambil dari hasil pencarian di laman Contoh PTK LengkapDalam contoh-contoh yang kami bagikan ini tentunya laporan penelitian tersebut jauh dari kata sempurna maka dari itu contoh penelitian ini cukup sebagai bahan dalam menyusun Judul PTK, Proposal PTK dan Laporan PTK. sehingga dapat memudahkan dalam mencari bahan refrensi Contoh PTK sudah lengkap dengan lampiran PTK dan dalam bentuk file word doc untuk mudah di edit jika contoh PTK ini dapat digunakan dengan File Unduh Contoh PTK berikut dapat digunakan untuk Contoh PTK SD / contoh Judul PTK SD , Contoh PTK SMP / contoh Proposal PTK SMP, Contoh PTK SMA / contoh Proposal PTK SMA, ataupun PTK sesuai Bidang mata pelajaran tertuntu, dalam artikel ini PTK kami kelompokkan sesuai muatan Pelajaran agar mudah dalam men download contoh PTK. setiap masing-masing contoh PTK per muatan pelajaran tersebut terdapat berbagai judul PTK yang dapat di unduh . dalam sekali unduh sudah lengkap dengan contoh laporan PTK beserta Lampiran ini Contoh Penelitian Tindakan Kelas PTK sesuasi dengan mata pelajaran atau muatan pelajaran dibawah iniContoh PTK Pendidikan Agama Islam PAI download disiniDemikina file contoh PTK yang dapa kami bagikan semoga membantu dalam menyusun karya ilmiah, jika ada saran dan masukan bisa tulis di kolom komentar, serta bagikan postingan ini jika bermanfaat

CONTOH: PROPOSAL PTK A. Judul IMPLEMENTASI QUANTUM. TEACHING DALAM. MENINGKATKAN KUALITAS. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IXC SMP NEGERI 1 PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 20112012 B. Peneliti Drs. Fasikhin, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Purwanegara Kabupaten Banjarnegara, Peserta Program
Buku ini tidak hanya membahas tentang teori-teori penelitian tindakan kelas, namun juga menguraikan secara praktis tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu kehadiran buku ini dapat membantu dalam memahami dan mempraktikkan penelitian tindakan kelas dengan baik dan benar. Selain itu, buku ini juga diharapkan tidak hanya memberikan informasi-informasi teoritis yang dapat memisahkan atau mengasinkan pembaca dari kegiatan penelitian yang mereka akan lakukan, melainkan justru dapat diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas dan dijadikan pedoman serta dapat mengarahkan mereka dalam melakukan kegiatan ilmiah secara nyata. Figures - uploaded by Muhammad DjajadiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Muhammad DjajadiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PENGANTARPENELITIAN TINDAKAN KELASCLASSROOM ACTION RESEARCH PENGANTARPENELITIAN TINDAKAN KELASCLASSROOM ACTION RESEARCHMuhammad Djajadi, PENGANTARPENELITIAN TINDAKAN KELASCLASSROOM ACTION RESEARCHMuhammad Djajadi, cipta dilindungi undang-undangDilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa seizin tertulis dari pertama, April 2019xii + 84 hlm. ; 21 cmISBN 978-602-5963-42-1Diterbitkan olehARTI BUMI INTARAN ANGGOTA IKAPIMangkuyudan MJ III/216 YogyakartaE-mail artibumiintaran out dan Sampul MN. JihadDicetak olehCV. Arti Bumi IntaranIsi di luar tanggung jawab percetakan P T KvKATA PENGANTARAlhamdulillah, dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat, rahmat dan karuniaNYA, sehingga penulisan buku Pengantar Penelitian Tindakan Kelas PTK ini bisa terselesaikan dengan ini merupakan buku pedoman dalam penulisan Karya Ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas yang bisa digunakan secara praktis oleh guru, dosen, dan mahasiswa. Buku ini bermula adanya beberapa guru-guru dan mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, oleh karenanya buku ini ditulis untuk membantu para guru dan pembaca sejak awal memiliki gambaran umum tentang buku ini, maka akan ditunjukkan langkah-langkah pemikirannya. Pada Bab 1 menguraikan konsep dasar PTK yang membahas, pengertian, tujuan dan manfaat, karakteristik, prinsip-prinsip, jenis-jenis diagnostik, partisipan, empiris, dan eksperimental, dan model-model PTK Kurt Lewin, Kemmis dan Taggart, John Elliot, Dave Ebbut, dan Debora South. Bab 2 menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang terdiri dari penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan pengumpulan data, dan reeksi. M Dvi Bab 3 membahas bagaimana merancang PTK yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan PTK langkah-langkah untuk menemukan dan merumuskan masalah dan mengembangkan alternatif tindakan, dan Rencana serta Proposal PTK rencana perbaikan dan menentukan dan mempersiapkan prosedur, instrumen pengumpulan data, dan proposal PTK. Selanjutnya, Bab 4 menelaah tentang teknik pengumpulan data dan analisis data yang terdiri dari pengumpulan data observasi, catatan harian, rekaman, angket, dan wawancara, analisis data dan penyajian data penafsiran data, reeksi, dan tindak lanjut.Bab 5 mengulas tentang penulisan kesimpulan dan saran yang terdiri dari penarikan kesimpulan, langkah-langkah membuat kesimpulan, dan tindak lanjut hasil penelitian. Bab 6 menguraikan mengenai sistematika laporan PTK dan teknik penulisan yang terdiri dari sistematika laporan PTK bagian awal, bagian isi, dan bagian penunjang, dan teknik penulisan standar bahasa dan cara pengetikan. Akhirnya, Bab 7 menguraikan langkah-langkah validitas berisi penjelasan mengenai validasi diri sendiri praktek sebagai realisasi nilai-nilai values, reeksi kritis yang disengaja, kebutuhan akan penelitian yang ilmiah, dan interpretasi pribadi sebagai dasar dialog, validasi oleh teman, dan validasi oleh ini tidak hanya membahas tentang teori-teori Penelitian Tindakan Kelas, namun juga menguraikan secara praktis tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu semoga buku ini berperan sebagai pengganti dalam memahami dan mempraktikkan Penelitian Tindakan Kelas dengan baik dan benar. Buku ini juga diharapkan tidak hanya memberikan informasi-informasi teoritis yang dapat memisahkan atau mengasingkan pembaca dari kegiatan penelitian yang mereka akan lakukan, melainkan justru diharapkan dapat P T Kviiditerapkan dalam praktik pembelajaran di kelas dan dijadikan pedoman serta dapat mengarahkan mereka dalam melakukan kegiatan ilmiahnya secara Februari 2019Muhammad Djajadi P T KixDaftar IsiKATA PENGANTAR—vDAFTAR ISI—ixBAB 1KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS—1A. Pengertian PTK —1B. Tujuan dan Manfaat PTK—4C. Karakteristik PTK—6D. Prinsip PTK —8E. Jenis PTK—91. PTK Diagnostik—92. PTK Partisipan—103. PTK Empiris—104. PTK Eksperimental—10F. MODEL-MODEL PTK—111. Model Kurt Lewin—112. Model Kemmis dan McTaggart—113. Model John Elliot—124. Model Dave Ebbutt—135. Model Debora South—13 M Dx BAB 2PROSEDUR PELAKSANAAN PTK—15A. Penetapan Fokus Permasalahan—17B. Perencanaan Tindakan—19C. Pelaksanaan Tindakan—20D. Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data—21E. Reeksi—22BAB 3MERANCANG PTK—25A. Langkah-Langkah Perencanaan PTK—251. Langkah-Langkah untuk Menemukan dan Merumuskan Masalah—252. Mengembangkan Alternatif Tindakan—30B. Rencana dan Proposal PTK—311. Rencana Perbaikan—312. Menentukan dan Mempersiapkan Prosedur dan Instrumen Pengumpul Data —323. Proposal PTK—33BAB 4PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA41A. Pengumpulan Data—411. Observasi —412. Catatan Harian, Rekaman, Angket dan Wawancara—43B. Analisis Data dan Penyajian Data—45C. Penafsiran Data—47D. Reeksi—48E. Tindak Lanjut—48 P T KxiBAB 5 PENULISAN KESIMPULAN DAN SARAN—51A. Penulisan Kesimpulan—51B. Langkah-Langkah Membuat Kesimpulan—53C. Tindak Lanjut Hasil Penelitian—54BAB 6SISTEMATIKA LAPORAN PTK DAN TEKNIK PENULISAN59A. Sistematika Laporan PTK—591. Bagian Awal—592. Bagian Isi—603. Bagian Penunjang—61B. Teknik Penulisan—1. Standar Bahasa—632. Cara Pengetikan—64BAB 7LANGKAHLANGKAH VALIDITAS67A. Validasi Diri Sendiri—671. Praktik sebagai Realisasi Nilai-nilai values—682. Reeksi kritis yang disengaja—683. Kebutuhan akan penelitian yang ilmiah—684. Interpretasi pribadi sebagai dasar dialog—69B. Validasi Oleh Teman—69C. Validasi Oleh Siswa—70DAFTAR PUSTAKA—73LAMPIRAN—77BIODATA—83 P T K1Bab 1KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELASA. PENGERTIAN PTK Sudah lebih dari dua puluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Kemmis 1988, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reeksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Berikut ini akan diuraikan pengertian penelitian tindakan kelas berdasarkan tiga kata yang Penelitian à merujuk kepada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi M D2 yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi Tindakan à merujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk Kelas à dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; 1 untuk memperbaiki praktik; 2 untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta 3 untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Komponen-komponen di dalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai Siswa, antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran. 3. Materi pelajaran, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya. 4. Peralatan atau sarana pendidikan, antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar. P T K35. Penilaian proses dan hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah kognitif, afektif, psikomotorik.6. Lingkungan, mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya. 7. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar bersama dalam waktu yang bersamaan, serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagai Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru, interaksi di dalam kelas misalnya penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu. M D4 5. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara siswa dengan lingkungan TUJUAN DAN MANFAAT PTKTujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. P T K54. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara demikian output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik. 3. Mewujudkan kerjasama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. 4. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat. M D6 6. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara KARAKTERISTIK PTKPTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran di sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengan dukungan ilmiah. 2. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual yang terjadi saat ini dalam pembelajaran di kelas. 4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam Adanya kolaborasi kerjasama antara praktisi guru dan kepala sekolah dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan action. P T K7Kolaborasi kerjasama antara praktisi guru dan peneliti dosen atau widyaiswara merupakan salah satu ciri khas PTK. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan reeksi, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan hasil. Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti sekaligus sebagai praktisi pembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti. Dalam keadaan seperti ini, maka guru melakukan pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan Suharsimi, 2002. Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat1. Mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya;2. Melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya;3. Mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami; dan4. Melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalisme-nya. M D8 Dalam praktiknya, boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa PTK yang dilakukan oleh guru tanpa kolaborasi dengan peneliti mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya dalam hal ini adalah guru kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian. Di samping itu, guru pada umumnya tidak memiliki waktu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukan. Akibatnya, hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah. Dalam konteks kegiatan pengawasan sekolah, seorang pengawas sekolah dapat berperan sebagai kolaborator bagi guru dalam melaksanakan PTK. D. PRINSIP PTKTerdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru peneliti dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut. Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif. Kedua, masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru di kelas. Ketiga, metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. Keempat, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat P T K9dan taat azas PTK. Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam pelaksanaan PTK harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan pada rekan-rekan di lembaga terkait, dilakukan sesuai tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap mengedepankan kemaslahatan bagi siswa. Ketujuh; kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang JENIS PTKAda empat jenis PTK, yaitu 1 PTK diagnostik, 2 PTK partisipan, 3 PTK empiris, dan 4 PTK eksperimental Chein, Cook & Harding, 1982; Miaz, 2015; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015. Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK PTK DiagnostikYang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas. M D10 2. PTK PartisipanSuatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir PTK EmpirisYang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membuka apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan PTK EksperimentalYang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan esien di dalam suatu kegiatam belajar mengajar. Di dalam kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran. P T K11F. MODEL-MODEL PTKAda beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia pendidikan, di antaranya 1 Model Kurt Lewin, 2 Model Kemmis dan McTaggart, 3 Model John Elliot, 4 Model Dave Ebbutt, dan 5 Model Debora Model Kurt LewinPTK Model Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses spiral yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan reeksi. Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitua. Perencanaan planning,b. Aksi atau tindakan acting,c. Observasi observing,d. Reeksi reecting.Langkah di atas dilakukan secara berurutan seperti spiral dan dilakukan dalam siklus. Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Stringer 1996 dielaborasi lagi menjadi 1 Perencanaan planning, 2 Pelaksanaan implementing, dan 3 Penilaian evaluating.2. Model Kemmis dan McTaggartModel yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Taggart tampak masih begitu dekat dengan model Lewin. Karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen seperti yang hanya dilaksanakan oleh Lewin yaitu meliputi 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 observasi, 4 re setelah suatu siklus selesai dilaksanakan, khususnya sesudah reeksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan M D12 ulang atau revisi terhadap implementasi siklus sebelumnya. Berdasarkan perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri, demikian seterusnya sehingga PTK bisa dilakukan dengan beberapa kali Kemmis dan McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya perbedaannya pada tahap acting tindakan dengan observing pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Hal ini karena kedua tahap tersebut oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan Rochiati, 2008.PTK model Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan reeksi. Keempat tahap merupakan satu kesatuan dalam Model John ElliotModel John Elliot bila dibandingkan dengan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi tindakan. Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa sub pokok bahasan P T K13atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model Model Dave EbbuttMenurut Dave model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh Elliot, Kemmis dan Taggart dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang belum tepat dan perlu adanya pembenahan. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan yang diutarakan Kemmis dan Elliot tetapi tidak sependapat mengenai beberapa interpretasi Elliot mengenai karya Kemmis. Ebbutt mengatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan McTaggart bukan merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses reeksi-aksi action-reection.Berdasarkan beberapa model PTK di atas yang paling sering dipakai dalam dunia pendidikan adalah model PTK yang dikemukakan oleh John Elliot. PTK model Elliot lebih mudah dipahami dalam pelaksanaannya dengan menekankan pada model spiral yang diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reeksi. Tahapan yang dilakukan oleh PTK adalah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reeksi. Keempat tahapan merupakan bagian yang tidak bisa dihilangkan dalam Model Debora SouthMenyebutkan langkah-langkah penelitiannya sebagai penelitian tindakan dialektik dialetic action research yang terdiri M D14 dari empat langkah yaitu identikasi suatu daerah fokus masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data, perencanaan tindakan Syaodih, 2013. Dalam penelitian tindakan Debora menekankan pada identikasi masalah sebelum melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan reeksi. SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Jelaskan pengertian PTK!b. Kemukakan tujuan dan manfaat PTK!c. Berikan penjelasan mengenai karakteristik PTK!d. Berikan gambaran mengenai prinsip-prinsip PTK!e. Uraikan jenis PTK Diagnostik!f. Uraikan jenis PTK Partisipan!g. Uraikan jenis PTK Empiris!h. Uraikan jenis PTK Eksperimental! i. Gambarkan model PTK menurut Kurt Lewin!j. Gambarkan model PTK menurut Kemmis dan Taggart!k. Gambarkan model PTK menurut John Elliot!l. Gambarkan model PTK menurut Dave Ebbut!m. Gambarkan model PTK menurut Debora South! 15Bab 2PROSEDUR PELAKSANAAN PTKPTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta reeksi. Apabila diperlukan, pada tahap selanjutnya disusun rencana tindak lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya. Sesudah menetapkan pokok permasalahan secara mantap langkah berikutnya adalah1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Pengumpulan data pengamatan/observasi4. Reeksi analisis, dan interpretasi M D16 Hasil reeksi siklus pertama akan mengilhami dasar pelaksanaan siklus kedua. Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar nca naa nTindaka n - IPela ksa naa nTindaka n - IPenga mata n/Pengumpula n Data - IPerm asa laha nbar u, has ilRefle ksiPere nca naa nTindaka n - IIPela ksa naa nTindaka n - IIPenga mata n/Pengumpula n Data - IIPerm asa laha nbar u, has ilRefle ksiBila Pe rma salahanBelum Ter selesa ika nDilanj utka n keSiklus Ber ikutny aGambar Siklus Kegiatan PTKSetelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat tahap kegiatan. Hasil reeksi siklus pertama akan dapat diketahui keberhasilan atau hambatan dalam hasil tindakan, peneliti kemudian mengidentikasi permasalahannya untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari P T K17tindakan sebelumnya yang ditunjukkan untuk mengatasi berbagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan, namun setiap penelitian minimal dua siklus dan setiap siklus minimal tiga PENETAPAN FOKUS PERMASALAHAN Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap dan keberanian untuk mempertanyakan, misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai selama ini Depdiknas, 2008; Mu’alimin & Cahyadi, 2014. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan peneliti memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan tahapan merasakan adanya masalah. Jika dirasakan ada hal-hal yang perlu diperbaiki dapat diajukan pertanyaan seperti di bawah Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajaran cukup memadai? 2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif? 3. Apakah sarana pembelajaran cukup memadai? 4. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas? 5. Apakah suasana dalam proses belajar mengajar kondusif? Secara umum karakteristik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai berikut. M D18 1. Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentikasi faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar atau landasan untuk menentukan alternatif Masalah tersebut sangat merisaukan dan mendesak untuk segera Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan guru/ agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis bagi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menguji kelayakan masalah yang dipilih antara lain seperti di bawah Apakah masalah yang dirasakan secara jelas teridentikasi dan terformulasikan dengan benar?2. Apakah ada masalah lain yang terkait dengan masalah yang akan dipecahkan?3. Adakah hasil penelitian pendukung dari masalah yang akan dipecahkan?4. Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan nilai guna untuk perbaikan praktik pembelajaran jika masalah tersebut dipecahkan?Setelah memperoleh sederet permasalahan melalui identikasi, dilanjutkan dengan analisis untuk menentukan P T K19kepentingan. Analisis terhadap masalah juga dimaksud untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang dibutuhkan. Adapun yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialah kajian terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakannya. Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam bentuk spesikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indikator keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait lainnya dengan pemecahan yang tahap selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentikasi dan ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Contoh rumusan masalah yang mengandung tindakan alternatif yang ditempuh antara lain sebagai Apakah strategi pembelajaran menulis yang berorientasi pada proses dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis? 2. Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran? 3. Apakah penyampaian materi dengan menggunakan LKS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran?4. Apakah penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS?B. PERENCANAAN TINDAKANSetelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu dirumuskan alternatif tindakan yang akan diambil. Alternatif tindakan yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan M D20 yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam penelitian formal. Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan masalah. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan Menentukan cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menjabarkan indikator-indikator Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup; a Bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; b Merancang strategi dan langkah pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta c Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data yang PELAKSANAAN TINDAKANPada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan penutup diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat P T K21menyesuaikan sajian beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek rencana skenario tindakan yang akan dilakukan pada satu Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan A, B, C, dan Format tugas pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara yang Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam ipchart atau powerpoint untuk persiapan Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok, bahan tayang hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum pre-test dan setelah post-test tindakan PENGAMATAN/OBSERVASI DAN PENGUM-PULAN DATATahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan M D22 tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain, tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan yang umum dipakai adalah a soal tes, kuis; b rubrik; c lembar observasi; dan d catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan re REFLEKSITahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Reeksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses reeksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi. P T K23SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana penetapan Fokus Permasalahan dalam PTK?b. Bagaimana Perencanaan Tindakan dalam PTK?c. Bagaimana Pelaksanaan Tindakan dalam PTK?d. Bagaimana Anda melakukan pengamatan/observasi dan Pengumpulan Data dalam PTK?e. Bagaimana membuat Reeksi dalam setiap akhir siklus PTK? P T K25Bab 3MERANCANG PTKA. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PTK1. Langkah-Langkah untuk Menemukan dan Merumus-kan MasalahMasalah merupakan titik berangkat dalam melaksanakan PTK. Oleh karena itu, dalam merencanakan PTK, langkah awal yang harus ditempuh adalah mengidentikasi masalah dalam pembelajaran sehari-hari. Beberapa contoh masalah yang mungkin anda hadapi sehari-hari antara lain Wardhani et al., 20071. Dalam Interaksi Pembelajarana. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelasb. Bila diberikan pertanyaan, siswa mau mengangkat tangan untuk menjawabc. Jika ada siswa yang terpaksa menjawab, jawabannya sering menyimpangd. Sebagian besar jawaban siswa tidak benare. Respon siswa terhadap pendapat siswa lainnya sangat kurang M D26 f. Pemahaman siswa terhadap pelajaran rendah2. Berkaitan dengan Prestasi Belajara. Nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran anda kurang memuaskan di bawah rata-ratab. Siswa pintar sering mendapat nilai rendah bila diberikan ujian Sebagian besar siswa selalu salah dalam mengucapkan kata-kata Bahasa Siswa kurang mampu menerapkan rumus Jika diberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir, pertanyaan sering tidak Disiplin Belajara. Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas atau PRb. Siswa tidak memperhatikan pelajaranc. Selama pelajaran berlangsung, banyak siswa yang mengantukd. Siswa banyak yang saling mencontoh ketika diberikan tugas di banyaknya masalah pembelajaran yang mungkin muncul dalam kelas anda. Anda tentu harus memilih masalah yang paling tepat untuk diatasi melalui PTK. Bagaimana cara memilih masalah dari sebanyak masalah yang anda hadapi tersebut?Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memilih masalah Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015; Wardhani et al., 20071. Identikasi MasalahKriteria berikut untuk menguji apakah masalah yang anda temukan layak untuk diatasi melalui PTK P T K27a. Jangan memilih masalah yang tidak anda kuasaib. Ambillah topik yang skalanya kecil dan relatif terbatasc. Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi anda dan siswa andad. Usahakan dapat dikerjakan secara kolaboratife. Kaitkan masalah PTK dengan prioritas rencana pengembangan sekolahBerdasarkan kriteria tersebut, anda pasti sudah menemukan masalah yang memenuhi persyaratan untuk ditangani melalu Menganalisis MasalahAnalisis ini penting untuk memperoleh jawaban apa yang memyebabkan terjadinya masalah tersebut, serta apakah masalah tersebut benar-benar memerlukan PTK untuk mengatasinya. Selain itu, apakah masalah ini sangat mendasar dan menimbulkan masalah lainnya apabila tidak segera diatasi. Untuk melakukan analisis, berbagai cara dapat anda lakukan. Pertama, merenungkan kembali masalah tersebut, dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus anda jawab sendiri. Dalam melakukan introspeksi ajukanlah pertanyaan seperti berikut untuk diri Apakah dalam menjelaskan materi, saya menggunakan bahasa yang cukup jelas?b. Apakah saya menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti siswac. Apakah dalam menjelaskan, saya menggunakan contoh yang cukup?d. Apakah saat menjelaskan, saya menggunakan alat bantu?e. Apakah saya memberitahukan waktu ulangan kepada siswa? M D28 f. Apakah siswa mendapat kesempatan untuk bertanya?g. Apakah ada siswa yang meminta penjelasan ulang?h. Apakah saya memberikan latihan penerapan konsep setelah penjelasan selesai?i. Apakah saya selalu memeriksa pekerjaan/latihan siswa dan memberi balikan/masukan untuk perbaikan?Kedua, anda juga dapat bertanya kepada siswa anda, apa yang terjadi sehingga nilai ulangan/ujian mereka rendah, atau mengapa mereka tidak tertarik kepada pelajaran tersebut? Anda dapat bertanya langsung kepada siswa, baik dengan wawancara maupun dengan menggunakan kuesioner. Wawancara mungkin akan lebih esien dan efektif jika dibandingkan dengan kuesioner, karena kuesioner memerlukan persiapan yang lama, serta perlu dilakukan pengolahan data yang juga memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan dengan wawancara anda langsung bertanya kepada siswa anda. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat anda ajukan adalah sebagai Mengapa nilai ulanganmu kurang bagus?b. Apakah kamu mengerti apa yang dijelaskan oleh guru?c. Apa yang sukar ditangkap dari penjelasan guru?d. Apakah cara guru menjelaskan kurang menarik?e. Apakah kamu memiliki buku sumber?f. Apakah kamu mencatat penjelasan guru?g. Mengapa kamu tidak bertanya, ketika diberi kesempatan bertanya?h. Apakah soalnya sulit?i. Apakah materi yang diujikan pernah dijelaskan guru?j. Apakah kamu merasa tidak nyaman ketika guru menjelaskan? P T K29Anda dapat menambahkan pertanyaan lain sesuai dengan faktor penyebab yang ingin anda gali, serta tindak lanjut dari jawaban ketiga, anda dapat menelaah berbagai dokumen yang berkaitan dengan hasil belajar siswa. Misalnya, anda dapat menelaah tugas/pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh siswa, menelaah hasil ulangan mereka atau melihat tugas/soal yang anda berikan. Beberapa pertanyaan yang anda dapat ajukan dalam menelaah dokumen ini antara lain sebagai Apakah PR yang saya berikan kepada siswa dipersiapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa?b. Apakah PR yang saya berikan merupakan tindak lanjut dari konsep yang sedang dikaji, atau bermanfaat untuk memantapkan pemahaman siswa?c. Apakah saya selalu memeriksa ulangan atau PR yang saya berikan?d. Apakah saya memberikan balikan atau saran-saran kepada siswa tentang PR tersebut?e. Apakah ulangan atau PR selalu saya kembalikan?f. Apakah tugas atau soal yang saya berikan sesuai dengan kemampuan siswa?3. Merumuskan MasalahMasalah yang akan dirumuskan tersebut merupakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu rumusan masalah haruslah memandu guru untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan perkataan lain, rumusan masalah sudah menyiratkan apa yang akan dilakukan oleh guru mengatasi masalah tersebut. Sehubungan dengan itu, rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk kalimat M D30 tanya serta mengandung aspek yang akan diperbaiki dan upaya rumusan masalahBagaimana cara membuat penjelasan menjadi lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa, dan menggunakan alat peraga, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA?Dari contoh rumusan masalah di atas dapat dilihat bahwa dalam rumusan masalah terkandung tujuan perbaikan meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA dan cara perbaikan yang akan ditempuh membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa dan menggunakan alat peraga.2. Mengembangkan Alternatif TindakanBerdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, anda dapat memformulasikan suatu hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan dilakukan dengan cara mengintervensi kegiatan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Artinya mengubah kegiatan atau tindakan yang biasa dilakukan dengan tindakan yang diduga dapat memperbaiki keadaan. Untuk contoh rumusan masalah pada uraian di atas, dengan mengkaji berbagai teori, berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar, serta mengingat pengalaman yang berkaitan dengan keterampilan menjelaskan, mengaktifkan siswa dan menggunakan alat peraga kita dapat mengembangkan alternatif tindakan. Misalnya dari teori keterampilan menjelaskan kita tahu bahwa penjelasan akan menjadi lebih efektif jika guru 1 menggunakan bahasa yang lugas, ucapan yang jelas, kata/istilah yang dapat dipahami siswa; 2 menggunakan contoh dan ilustrasi, serta 3 memberikan tekanan pada kata/istilah kunci. P T K31Dari pendekatan belajar aktif, kita tahu keterlibatan optimal siswa akan terjadi jika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, berdiskusi, mengemukakan pendapat, meragakan sesuatu penguasaan, dan sebagainya. Akhirnya, dari teori menggunakan media/alat peraga kita tahu bahwa alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, materi yang dikaji, serta karakteristik siswa. Dengan mengacu kepada teori-teori tersebut dan pengalaman kita selama mengajar kita dapat menyusun alternatif tindakan sebagai berikutHipotesis/Alternatif Tindakan 1Apabila dalam menjelaskan materi pelajaran IPA guru menerangkannya disertai dengan memberi contoh-contoh kongkrit, menggunakan alat peraga yang sesuai, tidak menggunakan kata-kata asing yang sulit dipahami siswa, serta memberi kesempatan bertanya dan berdiskusi kepada siswa, maka pemahaman siswa akan Tindakan 2Apabila guru menggunakan kata-kata asing dan menerjemahkannya dalam Bahasa Indonesia disertai contoh-contoh konkrit, yang bila perlu menggunakan alat peraga, kemudian siswa diberi tugas mencari contoh lain dari lingkungannya sendiri dan mendiskusikan masalah dalam kelompok, maka pemahaman siswa akan RENCANA DAN PROPOSAL PTK1. Rencana PerbaikanFormat Rencana Perbaikan Pembelajaran RPP pada dasarnya sama dengan format rencana pembelajaran sehari-hari, dengan tambahan komponen-komponen yang terkait dengan M D32 perbaikan. Pada RPP ada tambahan tujuan perbaikan dan rinciannya lebih lengkap. Dengan mencantumkan secara rinci dan lengkap setiap langkah dan hal-hal yang berkaitan dengan substansi, seperti acuan, pertanyaan, atau alat peraga, maka ketika akan melaksanakan tindakan perbaikan, semuanya sudah mampu mengembangkan RPP dengan akurat perlu ditempuh sejumlah langkah berikut Wardhani et al., 2007a. Membuat skenario pembelajaran yang terdiri dari langkah-langkah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan perbaikan yang Mempersiapkan fasilitas, sarana, dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan perbaikan, termasuk mempersiapkan alat peraga jika memang Menyusun RPP yang Melakukan simulasi perbaikan, yang hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki skenario pembelajaran atau rencana perbaikan secara Menentukan dan Mempersiapkan Prosedur dan Instrumen Pengumpul DataSetelah menyusun RPP dan mensimulasikannya seyogyanya guru menentukan bagaimana cara mengumpulkan data dan instrumen apa yang akan digunakan. Tentu saja cara dan instrumen pengumpul data harus disesuaikan dengan tujuan perbaikan yang dirancang, karena ketercapaian tujuan inilah yang menjadi fokus pengumpulan dan Instrumen Pengumpul DataProsedur1. Observasi oleh teman sejawat untuk merekam cara guru menjelaskan dan keaktifan siswa. P T K332. Wawancara dengan siswa setelah pelajaran Analisis dokumen hasil latihan siswa.Instrumen Lembar observasi dan pedoman wawancaraTabel Lembar ObservasiNO ASPEK YANG DIMINATI KEMUNCULAN KOMENTAR1 a. Guru menggunakan contohb. Guru menggunakan alat peraga2 Bahasa yang digunakan guru jelas dan sederhana3 Guru memeriksa pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan/memberi tugas4 Guru memberikan kesempatan bertanya5 a. Siswa menjawabb. Jawaban siswa logis6 a. Siswa bertanyab. Pertanyaan siswa - ditanggapi oleh guru - ditanggapi oleh siswa lain - tidak ditanggapi7 Siswa berdiskusiKesan umumPedoman wawancara pada umumnya berisi butir-butir yang hampir sama dengan yang ada pada lembar observasi karena tujuannya memang memeriksa apakah hasil pengamatan tersebut sesuai dengan pendapat siswa. Guru dapat mengembangkan sendiri pedoman wawancara Proposal PTKPenyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu memberi arah M D34 pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukan peneliti guru untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas pembelajaran. Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal PTK penelitian berkaitan dengan pernyataan atas nilai penting dari suatu penelitian. Membuat proposal PTK bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Sebagai panduan, berikut dijelaskan sistematika usulan Hakikat Proposal PTKTerkait dengan proposal PTK, hakikatnya juga tidak jauh berbeda dari proposal dalam bidang penelitian lainnya. Proposal yang dibuat dengan tujuan untuk mengikuti perlombaan tertentu, harus mengikuti format yang diberikan oleh panitia Format Proposal PTKSubstansi proposal penelitian pada dasarnya terdiri dari komponen berikut.• Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah.• Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian• Kerangka Teoretis• Metodologi PenelitianProposal PTK tentu mempunyai ciri khas yang membedakannya dari proposal penelitian biasa. Meskipun demikian, substansi proposal PTK tidak jauh berbeda dari P T K35substansi penelitian non PTK, hanya pengemasannya yang Sistematika Usulan PTKSistematika proposal PTK mencakup unsur-unsur sebagai berikutJUDUL PENELITIANJudul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, dan waktu penelitian. Berikut contoh judul PTK dalam pendidikan dasar Jenjang TK/SDa. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep tentang Bunyi. b. Integrasi Outdoor Learning dan Indoor Learning dalam Meningkatkan Kemandirian di TK Annisa Jenjang SMPa. Peningkatan Keterampiran Menulis Paragraf Deskriptif Bahasa Inggris melalui Kolaborasi Kamus Gambar dan Kerja Kelompok di Kelas VII A SMPN 19 Metode Tiga Pencitraan dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dalam pembelajaran Bilangan Bulat dengan Media Bimamun Opsiba di Kelas VII B SMPN 2 Bone. M D36 3. Jenjang SMA/SMKa. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistik dengan Teknik Brainstorming by Guided Reinvension di Kelas X SMAN 3 Aplikasi Model Pembelajaran Trac Light Card Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas I SMKN 3 I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahTujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian Identikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan argumentasi bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah Perumusan Masalah Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah dan cara pemecahan masalah. P T K371. Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. 2. Pemecahan Masalah; merupakan uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Contoh rumusan masalah1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman konsep tentang Bunyi. 2. Apakah dengan pembelajaran strategi inkuiri siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran IPAC. Tujuan Penelitian Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Dari rumusan tersebut menjadi tujuan penelitiannya sebagai berikut1. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep tentang bunyi pada mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran Untuk mengetahui seberapa tinggi semangat belajar siswa setelah mengikuti pelajaran dengan strategi Manfaat PenelitianKemukakan secara jelas manfaat bagi siswa, bagi guru serta bagi satuan II KAJIAN TEORIPada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Sebagai contoh, akan dilakukan PTK M D38 yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan1. Kemukakan secara lengkap berdasarkan teori dan temuan yang berkaitan dengan masalah yang akan Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, apa yang spesik dari teori tersebut, persyaratannya. Bagaimana langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada pembelajaran, strategi Bagaimana peningkatan mutu proses pembelajaran dengan penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, sehingga dapat memunculkan hipotesis III METODE PENELITIANPada bagian ini uraikan dengan sistematika berikutA. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek PenelitianPada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas subyek penelitian. B. Prosedur/Siklus Penelitian Pada bagian ini dijelaskan jumlah siklus yang akan dilakukan dan berapa pertemuan tiap siklus. Diusahakan minimal dua siklus dan tiap siklus minimal 3 pertemuan. Tiap siklus mengikuti tahapan PTK perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan reeksiC. Pengumpulan Data Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data dan cara pengumpulannya/instrumen yang akan Indikator Kinerja P T K39Pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara Jadwal Kegiatan Penelitian Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir. M D40 SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana langkah-langkah untuk menemukan dan merumuskan masalah dalam PTK?b. Bagaimana mengembangkan alternatif tindakan dalam PTK?c. Bagaimana membuat Rencana Perbaikan dalam PTK?d. Bagaimana menentukan dan mempersiapkan prosedur dan instrumen pengumpulan data?e. Bagaimana menyusun Proposal PTK? P T K41Bab 4PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATAA. PENGUMPULAN DATADalam sebuah penelitian, pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting, sebab tanpa data maka penelitian tidak akan berhasil. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses tindakan. Data dikumpulkan dengan berbagai teknik yaitu observasi, wawancara, angket, catatan harian, rekaman, dan ObservasiDalam perencanaan penelitian guru harus merencanakan kegiatan observasi. Observasi adalah kegiatan pengamatan pada saat melaksanakan kegiatan PTK. Observasi bisa dilakukan oleh guru sendiri maupun oleh guru yang lain. Pengamatan ditekankan pada proses belajar dan tindakan. Adapun yang dipersiapkan yaitu melakukan perekaman terhadap proses pembelajaran. menurut Hopkin 1993 ada beberapa prinsip yang digunakan dalam observasi. M D42 a. Perencanaan bersamaObservasi yang baik diawali oleh perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa FokusFokus pengamatan hendaknya tidak terlalu luas atau umum. Namun pengamatan yang berfokus pada hal yang sempit dan spesik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi profesionalitas Membangun kreteriaObservasi akan membantu guru, jika guru membuat kreteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya. Misalnya guru menargetkan akan mengamati 20 siswa dalam satu kelas pada diskusi Keterampilan observasiSeorang pengamat hendaknya memiliki ketrampilan yaitu 1 dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa, 2 dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari suasana yang menakutkan guru atau siswa, 3 menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat perekam yang Balikan feedbackHasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan memperhatikan hal-hal berikut• Diberikan segera setelah pengamatan, dalam bentuk diskusi P T K43• Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan sistematis.• Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati sebelumnya.• Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data.• Diskusi diarahkan kepada perkembangan strategi untuk membangun apa yang Catatan Harian, Rekaman, Angket dan WawancaraSelain observasi data bisa dikumpulkan dengan berbagai cara misalnya dengan membuat catatan harian guru, catatan harian siswa, rekaman dengan tape recorder, angket, wawancara dan berbagai dokumen yang terkait denga Catatan harianCatatan harian guru yang biasa disebut dengan eldnote dibuat oleh guru setelah pembelajaran selesai. Kegunaan catatan harian ini untuk mencatat kegiatan atau peristiwa-peristiwa penting dalam pembelajaran. Catatan harian eldnote dapat dibedakan menjadi dua yaitu catatan harian guru dan catatan harian siswa. Catatan harian guru bisa berupa buku catatan, atau kumpulan kertas yang banyak dimiliki oleh para guru. Catatan harian siswa yaitu berbentuk ide, reaksi, dan pendapat para siswa tentang umpan balik mereka setelah menerima perlakuan dari tim peneliti.Sukardi, 201344Tabel Contoh Catatan Harian GuruHari dan Tanggal 20 Oktober 2013Pelajaran FisikaPertanyaan Bagaimana pendapatmu tentang proses perambatan cahaya? M D44 Respon siswa Tidak ada yang menjawab pada kesempatan pertamaSetelah diberi tuntunan, ada 3 anak yang menjawabKesimpulan Anak-anak kurang bersemangat dalam pembelajaranCatatan harian siswa merupakan catatan harian yang dibuat oleh siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu. Catatan ini dapat berisi segala sesuatu baik, pendapat, reaksi atau bahkan saran siswa tentang pembelajaran yang dihayati. Guru dapat mengumpulkan catatan harian tersebut pada waktu tertentu, sehingga guru dapat DokumentasiDokumentasi merupakan informasi yang penting bagi peneliti. Dokumen memiliki arti “something written or printed, to be used as a record or evidence” yang memiliki makna sesuatu yang tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti. Dokumen yang dimaksudkan adalah semua catatan harian siswa, guru, kepala sekolah yang berhubungan dengan WawancaraWawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering dilakukan dalam penelitian kualitatif. Namun dalam penelitian tindakan wawancara juga memiliki peranan yang sangat penting. Tujuan wawancara adalah untuk menggali informasi dari yang diteliti. Wawancara dapat dilakukan pada siswa tentang pelajaran yang telah AngketAngket atau kuesioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang pembelajaran, asalkan dibuat secara sederhana dan memuat pertanyaan yang dapat direspon oleh siswa secara terbuka bebas. Berikut contoh pertanyaan pada P T K45angket yang diadopsi dari Wardani 2008.Tabel Contoh WawancaraApa yang paling menarik bagimu dalam pelajaran tadi?Selama pelajaran berlangsung, berapa pertanyaan yang telah kamu sampaikan?a. Tidak adab. 1 pertanyaanc. 2 pertanyaand. Lebih dari 2 pertanyaanB. ANALISIS DATA DAN PENYAJIAN DATAPenelitian tanpa melakukan analisis data tidak mungkin bisa menjawab persoalan yang mendorong kita melakukan penelitian. Menurut Mills 2000 bahwa analisis data merupakan upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar. Oleh karena itu untuk melakukan analisis terhadap data maka diperlukan analisis data pada penelitian tindakan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu menghimpun data, menampilkan data, melakukan koding, mereduksi data, melakukan verikasi dan interpretasi untuk menuju pada kesimpulan. Keenam langkah tersebut sebagaimana dijelaskan pada diagram di bawah ini, yang diadopsi dari Sukardi 2013.Untuk memudahkan hasil penampilan data display data maka peneliti harus melakukan penghimpunan terhadap data. Setelah data dihimpun maka peneliti melakukan penampilan data. Sementara teknik analisis data sebagaimana yang dikatakan Wardhani 2008 dapat dilakukan secara bertahap, 1 dengan melakukan penyeleksian dan pengelompokan, 2 dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, 3 menyimpulkan atau memberi makna terhadap data. Pada tahap penyeleksian M D46 dan pengelompokkan, data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada data yang direduksi karena itu tahap ini sering disebut sebagai reduksi data. Kemudian data diorganisasi sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabanya. Tahap memaparkan atau mendeskripsikan yaitu data yang diorganisasi dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grak maupun tabel. Akhirnya berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat dibuat kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula Contoh Daftar Skor LatihanNO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN1 Abidah 80 Tuntas2 Anggun P 55 Belum Tuntas3 Aura Nisa M. 80 Tuntas4 Cindy Prayugi 60 Belum Tuntas5 Diana 80 Tuntas6 Dyah M. R 50 Belum Tuntas7 Farid 55 Belum Tuntas8 Fariza Oktavia 50 Belum Tuntas9 Febriyana W 70 Belum Tuntas10 Feny M 50 Belum Tuntas11 Fira Nanda A 90 Tuntas12 Fikri Wahyu L 50 Belum Tuntas13 Henita A. M 80 Tuntas14 Icha Surya M 80 Tuntas15 Indah S 75 Tuntas16 Idam A. A 50 Belum Tuntas17 Joko A 60 Belum Tuntas18 Moh. Jainun A 65 Belum Tuntas19 Moh. Faisol F 50 Belum Tuntas20 Moh. Nur F 85 Tuntas21 Moh. Rizal M 80 Tuntas22 Moh. Rizal A 55 Belum TuntasPerlu diperhatikan bahwa analisis di atas merupakan P T K47analisis dari daftar skor latihan. Hasil analisis dapat pula disajikan dalam bentuk grak, maupun PENAFSIRAN DATASetelah menyajikan hasil analisis serta hasil analisis data dari pengamat dan catatan guru, maka langkah berikutnya yaitu interpretasi data. interpretasi data dari data di atas sebagai berikutBerdasarkan contoh di atas, data nilai tugas dan evaluasi ketika pembelajaran perbaikan dengan menggunakan media pembelajaran tertentu misalnya pada siklus I pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang nilainya di bawah rata-rata masih lebih dari 50%. Tindakan yang akan dilakukan dari hasil diskusi pada pertemuan ke II bersama teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai berikut1. Pembelajaran lebih ditekankan pada media penulisan yang benar dengan buku berpetak2. Pembelajaran diupayakan lebih inovatif dan kreatif3. Mengawasi kegiatan mengerjakan lembar kerja soal sehingga tidak terjadi siswa yang keluyuran maupun berbicara dengan Memberikan penilaian pada siswa yang sangat aktif dan Mengadakan Siklus II dengan menerapkan media pembelajaran kartu REFLEKSIReeksi merupakan kegiatan untuk melihat secara keseluruhan dari hasil yang dicapai. Reeksi tidak hanya melihat pada sisi keberhasilan saja, namun juga melihat ketidakberhasilan. M D48 Melalui reeksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran hasil reeksi berguna untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi problem guru, maka hasil analisis data dan reeksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi maka akan ada siklus II yang langkah-langkahnya tetap sama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reeksi. Siklus ini akan berulang kembali jika pada siklus II tindakan perbaikan masih belum berhasil menjawab masalah yang terjadi atau dengan kata lain belum memenuhi target yang telah ditentukan. Siklus akan berakhir jika perbaikan yang dilakukan TINDAK LANJUTSetelah melakukan tahap analisis data dan reeksi, hasil atau kesimpulan yang didapat dari analisis data dan setelah melakukan reeksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan perbaikan yang dilakukan belum berhasil menjawab masalah yang ada maka hasil analisis data dan reeksi digunakan pada siklus ke 2. Sebagaimana dalam PTK, jika pada siklus ke 1 belum mendapatkan hasil, maka dilakukannya siklus yang ke 2 atau siklus ke yang dilakukan pada setiap siklus seperti pada tahapan siklus 1. Yaitu terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan interpretasi serta analisis data dan reeksi. Jika perbaikan sudah berhasil, maka siklus selesai. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan siklus ke 2 harus melihat pada keberhasilan dan kekurangan pada siklus ke 1. P T K49SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Jelaskan teknik pengumpulan data dan analisis data dalam PTK!b. Bagaimana melakukan observasi?c. Bagaimana membuat atau melakukan catatan harian, Rekaman, angket, dan wawancara?d. Bagaimana teknik analisis data dan penyajian data dalam PTK?e. Bagaimana membuat penafsiran data?f. Bagaimana mereeksikan hasil pelaksanaan siklus PTK?g. Bagaimana membuat analisis tindak lanjut? P T K51Bab 5PENULISAN KESIMPULAN DAN SARANA. PENULISAN KESIMPULANKesimpulan merupakan kata yang sering kita dengar dan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulan merupakan kata yang sering digunakan dalam penelitian dan terletak di akhir penelitian. Makna yang memiliki kesamaan dengan kesimpulan adalah simpulan dan menyimpulkan. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan pengertian di bawah ini antara simpulan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia ada tiga kata yang berkaitan1. Simpulan, diartikan sebagai;a. Sesuatu yang disimpulkan atau dikaitkan,b. Hasil penyimpulan, dan kesimpulan2. 2. Kesimpulan, diartikan sebagai;a. Ikhtisar dari uraian, pidato, atau lainnyab. Kesudahan pendapat pendapat terakhir yang berdasarkan uraian-uraian sebelumnya; M D52 c. Keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif maupun deduktifBerdasarkan pengertian di atas bahwa istilah simpulan dan kesimpulan memiliki makna atau pengertian yang sama. Kita dapat menggunakan salah satu dari kata tersebut. Adapun ciri sebuah kesimpulan sebagaimana diungkapkan oleh Wardhani 2008 adalah sebagai berikutPertama, singkat, jelas dan padat. Sesuai dengan pengertian bahwa kesimpulan itu merupakan intisari atau ikhtisar. Maka sebuah kesimpulan haruslah lebih singkat dari 1Deskripsi dan temuanBerdasarkan hasil observasi, diskusi dengan teman sejawat, dan hasil latihan siswa, ditemukan bahwa dengan menggunakan metode bermain peran pasar-pasaran, siswa aktif berjual beli, menawar, membeli dan membayar. Tidak ada siswa yang diam. Semua siswa asyik menghitung uang dalam kegiatan jual beli. Jika ada yang salah memberikan uang kembali, siswa akan protes, dan mereka menghitung kembali uang tersebut. Kegiatan ini berpengaruh besar pada pemahaman anak. Hasil latihan tentang nilai uang menunjukkan, bahwa skor rata-rata kelas 85. Dengan nilai terendah 65 dan tertinggi bermain peran telah mampu meningkatkan keaktifan dan pemahaman anak dalam menghitung uang, dengan rata-rata hasil latihan 85%”.Kedua, kesimpulan harus sesuai dengan uraian. Tidak jarang terjadi, kesimpulan tidak mengikhtisarkan atau membuat saripati dari uraian, tetapi melenceng dari uraian, bahkan seperti membuat uraian baru. P T K53Ketiga, kesimpulan harus dibuat sesuai dengan tujuan penelitian atau perbaikan. Jumlah kesimpulan tidak boleh melebihi poin pada rumusan masalah ataupun tujuan penelitian/ LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT KESIMPULANUntuk membuat kesimpulan setidaknya ada beberapa langkah yang bisa digunakan sebagai berikut1. Melihat kembali tujuan penelitian atau perbaikan atau pertanyaan penelitian satu persatu, sehingga mampu memahami benar apa yang dicari dalam Periksa kembali kesesuaian antara pertanyaan penelitian, uraian dan kesimpulan, sehingga yakin bahwa kesimpulan sudah dirumuskan dengan Setelah semua pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian disimpulkan temuannya, susun kesimpulan tersebut sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian atau tujuan Melihat kembali temuan atau deskripsi temuan yang dibuat berdasarkan hasil analisis data. Pasangkan setiap pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian dengan deskripsi temuan. Untuk memasangkan tujuan dengan uraian bisa menggunakan matriks sebagai berikutTabel Deskripsi TemuanNO TUJUAN PENELITIAN DESKRIPSI TEMUANGuru mampu meningkatkan keaktifan siswa melalui kerjakelompokKerja kelompok berlangsung lancar, namun hanya tiga dari lima kelompok yang anggotanya aktif bertanya dan memberikan pendapat. Dalam dua kelompok lainnya, hanya ketua dan sekretaris kelompok yang bekerja, sementara anggota lainnya asyik ngobrol. Ini terjadi karena guru tidak menegur siswa yang ngobrol, guru hanya berkeliling tanpa memberikan bantuan kepada kelompok. M D54 5. Cermati uraian pada deskripsi temuan per pertanyaan penelitian/tujuan penelitian, kemudian buat ihktisar dari uraian tersebut, dengan cara mengidentikasi butir-butir penting dan mensintesiskanya. Sebagaimana pada tabel pada poin Sintesis Hasil TemuanTUJUAN PENELITIAN DESKRIPSI TEMUAN KESIMPULANGuru mampumeningkatkankeaktifan siswamelalui kerjakelompokKerja kelompok berlangsung lancar, namun hanya tiga dari lima kelompok yang anggotanya aktif bertanya dan memberikan pendapat. Dalam dua kelompok lainya, hanya ketua dan sekretaris kelompok yang bekerja, sementara anggota lainnya asyik ngobrol. Ini terjadi karena guru tidak menegur siswa yang ngobrol, guru hanya berkeliling tanpa memberikan bantuan kepada kelompok belum mengaktifkan semua siswa, hanya sekitar 60% siswa yang aktif. Penyebabnya antara lain, tindakan guru belum mendorong siswa untuk TINDAK LANJUT HASIL PENELITIANMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI saran memiliki makna yaitu pendapat usul, anjuran, cita-cita yang dikemukakan untuk pada pengertian ini maka, saran merupakan sebuah anjuran dan bukan merupakan tugas atau perintah yang harus dilaksanakan, tetapi merupakan anjuran yang perlu dipertimbangkan. Tentu pembuat atau pemberi saran menginginkan agar saran bisa ditindak lanjuti. Oleh karena itu saran harus dibuat dengan dengan landasan yang kokok, penuh pertimbangan, dan mungkin dilaksanakan. Saran harus dibuat secara jelas dan operasional agar benar-benar dapat langkah-langkah pembuatan saran sebagaimana disarankan Wardhani 2008 setidaknya mengikuti rambu-rambu sebagai berikut P T K55Pertama, saran harus sesuai dengan kesimpulan dan hakikat penelitian yang akan kita lakukan. Saran harus lahir dari kesimpulan tentang hasil kelompok belum mampu mengaktifkan semua siswa, hanya sekitar 60% siswa yang aktif. Penyebabnya antara lain tindakan guru yang belum mendorong siswa untuk aktif”.Saran“Dalam mengelola kegiatan kelompok, guru hendaknya memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif agar ikut berpartisipasi. Di samping itu, ketua kelompok harus dilatih melibatkan semua anggota kelompok”.Kedua, saran harus mempunyai sasaran yang jelas. Artinya pembaca harus tahu kepada siapa saran ini ditujukan. Dalam penelitian non PTK, saran dapat ditujukan kepada berbagai pihak, seperti; guru, sekolah, LPTK, orang tua siswa dan lain-lain. Namun dalam PTK saran biasanya ditujukan kepada guru, seperti pada contoh di Saran untuk menindak lanjuti hasil PTK sebaiknya bersifat kongkret dan operasional, sehingga mudah dilaksanakan atau diterapkan. Saran yang ngawang dan terlalu umum, lebih-lebih yang hanya mengutip teori-teori tanpa menjabarkanya, tidak akan menarik bagi guru untuk saran juga harus mempertimbangkan metodologi atau prosedur penelitian yang dilaksanakan, serta bidang studi yang diajarkan. Saran seperti ini biasanya ditujukan kepada guru sebagai peneliti agar melakukan replikasi pengulangan M D56 penelitian yang sama dengan bidang studi atau kelas yang saran yang dibuat haruslah pemikiran cukup penting untuk memperbaiki pembelajaran. saran yang dibuat secara asal-asalan, selain tidak bermakna, juga tidak penting karena tidak diyakini akan membawa dampak pada perbaikan saran harus merujuk pada manfaat penelitian. Manfaat penelitian merupakan acuan yang digunakan dalam membuat saran. P T K57SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana membuat kesimpulan hasil penelitian PTK?b. Jelaskan langkah-langkah dalam membuat kesimpulan!c. Bagaimana membuat analisis tindak lanjut hasil penelitian? P T K59Bab 6SISTEMATIKA LAPORAN PTK DAN TEKNIK PENULISANA. SISTEMATIKA LAPORAN PTKApabila guru sudah merasa puas dengan siklus-siklus yang dilakukan, langkah berikutnya menyusun laporan kegiatan. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah dilakukan. Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan pedoman penulisan yang dapat dipakai sebagai acuan para peneliti pelaksana, sehingga tidak ditemukan adanya variasi bentuk. Di samping itu, juga perlu disesuaikan dengan pedoman yang sudah ditetapkan Diknas dalam rangka memenuhi persyaratan penulisan karya tulis ilmiah KTI dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan melalui pengembangan profesi. Berikut ini disampaikan sistematika laporan PTK sebagai berikut. 1. Bagian AwalBagian awal terdiri daria. Halaman Judulb. Halaman Pengesahan disertai tanggal pengesahan M D60 c. Abstrak d. Kata Pengantar disertai tanggal penyusunane. Daftar Isif. Daftar tabel/ lampiran2. Bagian IsiBagian isi memuat hal-hal sebagai berikutBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan masalahC. Tujuan PenelitianD. Manfaat PenelitianBAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKAA. Kajian Teori tentang Variabel MasalahB. Kajian teori variabel Tindakan, serta Hasil Penelitian yang RelevanC. Kerangka BerkirBAB III METODE PENELITIANA. Subjek PenelitianB. Prosedur/Siklus PenelitianC. Teknik Pengumpulan DataD. Teknik Analisis DataBAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Diskripsi Subjek penelitianB. Sajian Hasil PenelitianC. PembahasanBAB V SIMPULAN DAN SARAN P T K61A. SimpulanB. Saran3. Bagian PenunjangDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN RPP, semua instrumen, contoh hasil kerja siswa dan guru, daftar hadir siswa, foto kegiatan beserta penjelasannyaAdapun penjelasan dari sistematika tersebut di atas adalah sebagai berikut Dalam Bab I, dimulai dengan mendekripsikan masalah penelitian secara jelas dengan dukungan data faktual yang menunjukkan adanya masalah pada setting tertentu, pentingnya masalah untuk dipecahkan. Uraikan bahwa masalah yang diteliti benar-benar nyata, berada dalam kewenangan guru dan akibat yang ditimbulkan kalau masalah tidak dipecahkan. Selanjutnya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, sehingga akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Diupayakan rumusan masalah ini dapat dirinci dalam proses, situasi, hasil yang diperoleh. Dalam tujuan penelitian hendaknya dikemukakan secara rinci tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Manfaat penelitian agar dikemukakan secara wajar, tidak perlu ambisius, rumuskan yang terkait dengan siswa, dan dapat juga diperluas ke Bab II, kemukakan teori yang berkaitan dengan masalah dan tindakan yang dilakukan, dan hasil kajian/temuan/penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bila ada. Serta memberi arah serta petunjuk pada pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian. Diperlukan untuk dapat M D62 membangun argumentasi teoritis yang menunjukan bahwa tindakan yang diberikan dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Pada akhir Bab ini dapat dikemukakan hipotesis Bab III, deskripsikan setting penelitian, keadaan siswa, waktu pelaksanaan, sasaran yang dicapai. Tahapan di setiap siklus yang memuat rencana, pelaksanaan/tindakan, pemantuan dan evaluasi beserta jenis instrumen yang digunakan, reeksi perlu dibedakan antara metode penelitian pada usulan penelitian dengan metode yang ada pada laporan penelitian. Tindakan yang dilakukan bersifat rational, eksible, collaborative. Kemukakan indikator keberhasilan atas dasar tindakan yang Bab IV, dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian pelaksanaan masing-masing pertemuan di setiap siklus dengan disertai data lengkap berserta aspek-aspek yang direkam/diamati. Rekaman itu menunjukkan adanya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada reeksi di akhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi dalam bentuk grak. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus ke dalam suatu ringkasan tabel/ grak. Dan tabel/grak rangkuman itu akan dapat memperjelas perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan Bab V sajikan simpulan dan hasil penelitian sesuai dengan hasil analisis dan tujuan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut P T K63berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun Pustaka memuat semua sumber pustaka yang dirujuk dalam kajian teori yang digunakan dalam semua bagian laporan, dengan sistem penulisan yang konsisten menurut ketentuan yang berisi lampiran berupa instrumen yang digunakan dalam penelitian, lembar jawaban dari siswa, izin penelitian dan bukti lain yang dipandang TEKNIK PENULISAN1. Standar BahasaAda tiga pedoman yang bisa digunakan dalam penulisan sebagai berikut Bisri, 1998; Syamsuri et al., 2014.a. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Pedoman Umum Pembentukan Istilah berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0389/U/1988 Tahun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987/Tahun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa untuk karya akhir akademis, sebagaimana diungkapkan oleh Ratna 2010 sebagai berikutPertama, karya akhir akademis disusun dengan ciri-ciri bahasa karya ilmiah, yaitu menggunakan bahasa yang bersifat ringkas, lugas, logis, obyektif, efektif dan esien. Ringkas dan M D64 jelas maksudnya adalah mudah dipahami dan terpadu. Lugas maksudunya langsung mengenai inti pembicaraan sesuai dengan batasan-batasan dan pembagian isi tulisan, tidak bertele-tele. Logis artinya tulisan disusun mencerminkan cara berpikir ilmiah yang memadukan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif. Sedangkan obyektif artinya dikemukakan apa adanya terhindar dari subyektitas penulis. Efektif dan esien artinya disusun secara cermat dan tepat, menggunakan kata-kata menghindari penggunaan kata penghubung di awal kalimat. Contohnya sedangkan, sebab, maka; dan menghindari penggunaan kata kita; kami; saya digantikan dengan bentuk pasif di ditulis, diteliti, disimpulkan, atau menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti peneliti, penulis.Keempat, bentuk-bentuk perumpamaan stilistika, metafora, dan berbagai gaya bahasa lain tetap dipergunakan selama cara-cara tersebut tidak mengubah obyektitas penelitian. Contoh kalimat seperti “Tabel ini menunjukkan”; “Ditunjukkan dalam penelitian ini”; “Penelitian ini menunjukkan, menjelaskan, mendeskripsikan, dan pada giliran-Nya menyimpulkan” Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015.2. Cara PengetikanBagian ini menguraikan cara pengetikan yang merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang ditulis oleh Tim Penyusun FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar Syamsuri et al., 2014.a. Ukuran KertasDiketik pada kertas berwarna HVS putih ukuran A4 21,0 cm x 29,7 cm atau kuarto 21 cm x 28 cm dengan berat minimal 70 gram. P T K65b. SampulSampul luar menggunakan kertas karton tebal dan dilapisi plastik bening dengan warna sampul yang sesuai dengan warna yang telah ditentukan oleh Perguraun Tinggi PengetikanJarak baris satu dengan jarak baris berikutnya dalam pengetikan naskah karya akhir akademis adalah 2 spasid. MarginTepi atas 3 cmTepi bawah 3 cmTepi kiri 4 cmTepi Kanan 3 cme. Pengetikan Bab, Subbab, dan Anak Subbab1. Pengetikan BabNama bab diketik dengan huruf kapital semua dan diatur secara sistematis tanpa diakhiri dengan tanda titik. Nomor urut bab ditulis dengan angka romawi dan ditempatkan secara sistematis di atas bab, di tengah Pengetikan Sub babPengetikan sub bab dan nomor subbab dimulai dari tepi kiri. Huruf pertama setiap kata pada sub bab ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas, seperti dalam, terhadap, pada, di, ke dalam, yang, untuk dan Pengetikan Anak Sub babPengetikan anak sub bab dimulai dari atas tepi kiri. Huruf awal suatu kata ditulis dengan huruf kapital kecuali huruf awal kata tugas, seperti dalam, terhadap, pada, di, ke, dalam, yang, untuk, dan sebagainya. M D66 Tabel Contoh Penyusunan Pengetikan Bab, Sub bab, dan Anak Sub babA Latar Rumusan MasalahSOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimanakah Sistematika Laporan PTK? b. Sebutkan bagian awal laporan PTK!c. Sebutkan bagian isi laporan PTK! d. Sebutkan bagian penunjang laporan PTK! e. Bagaimana Standar Bahasa dalam penulisan laporan PTK? P T K67Bab 7LANGKAH-LANGKAH VALIDITASPenelitian tindakan memang tidak mengharap adanya jawaban akhir untuk pertanyaan dan masalah, tetapi menginginkan adanya peningkatan dan perubahan pada praktik pengajaran melalui pengembangan praktisi/guru. Validitas adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana hasil tersebut berguna relevan sebagai petunjuk guru tertentu, serta kekuatannya untuk memberi informasi dan argumen tentang meningkatkan praktik pendidikan di masyarakat profesional yang lebih luas Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015.Berikut ini akan diuraikan tiga langkah dalam menentukan validitas hasil yang diperoleh di dalam penelitian tindakan, yaitu validitas diri sendiri self-validation, 2 validasi oleh teman peer validation, dan validasi oleh siswa learner validation.A. VALIDASI DIRI SENDIRIAda beberapa kriteria untuk membenarkan hasil yang diperoleh Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015, yaitu M D68 1. Praktik sebagai Realisasi Nilai-nilai valuesPenelitian pendidikan dimulai dengan pernyataan, baik secara lisan maupun tertulis, atau gagasan-gagasan mengenai nilai-nilai. Seringkali penelitian terlaksana karena nilai-nilai dilupakan di dalam praktik. Keinginan untuk merubah sesuatu yang bersifat negatif menjadi positif, dan motivasi untuk meningkatkan pendidikan menjadi insentif dan pendorong adanya Reeksi kritis yang disengajaReeksi kritis merupakan cara di mana pemahaman mengenai praktik pendidikan ditransformasikan, dan di mana guru membuat reeksi, serta proses dipublikasikan sehingga orang lain dapat memahaminya. Bagi guru, untuk mampu meningkatkan perkembangan diri sendiri tergantung dari reeksi kritis, keinginan untuk menjajaki pemahaman secara intuitif mengenai praktik yang dilaksanakan dan mengkomunikasikannya dengan orang Kebutuhan akan penelitian yang ilmiahPertanyaan-pertanyaan/masalah penelitian tindakan memberikan prosedur yang logis dalam menunjukkan tahap-tahap penting penelitian. Meskipun hal tersebut merupakan instrumen yang berguna dalam menyusun rencana tindakan, namun tidak dapat dikatakan sebagai satu-satunya jalan. Peneliti-peneliti dapat saja mengembangkan skema-skema yang menurutnya lebih memadai untuk kebutuhan mereka sendiri, seperti skema yang ada di buku-buku. Yang penting adalah peneliti menunjukkan bahwa ia telah mengikuti system penelitian yang ilmiah dalam usahanya untuk mencapai hipotesis. P T K694. Interpretasi pribadi sebagai dasar dialogKekuatan penelitian tindakan adalah bahwa setiap guru menginterpretasikan kegiatan mereka sendiri, dan membuat keputusan-keputusan cara meningkatkan kegiatan tersebut. Tindakan-tindakan mereka disengaja, berdasarkan kriteria yang telah disusun. Validasi diri sendiri berarti mereka menganggap bahwa keputusan-keputusan yang telah diambil dapat dipertanggungjawabkan secara universal. Hal ini berarti bahwa mereka mengakui kekuatan interpretasi mereka mengenai kegiatan-kegiatan pengajaran yang telah dilakukan, yang dapat memberikan kontribusi berarti terhadap kehidupan orang VALIDASI OLEH TEMANMenurut Kusumah dan Dwitagama 2009, hasil-hasil penelitian mempunyai nilai sosial hanya apabila telah dikomunikasikan kepada orang lain. Dalam penelitian tindakan dianjurkan untuk mempublikasikan apa yang telah diperoleh peneliti, dan membahasnya dengan orang lain. Meskipun apa yang telah dilakukan guru/peneliti telah dapat meningkatkan proses belajar siswanya tetapi hal tersebut perlu divalidasi secara eksternal oleh orang lain yang dapat menyetujui dan mengatakan bahwa apa yang diperoleh memang berguna bagi orang lain. Kelompok yang memvalidasi bisa teman, orang tua siswa, peneliti lain, atau siapa saja yang dapat memberikan penilaian kritis dan beralasan. Tugas kelompok validasi ini adalah mendengarkan argumentasi peneliti tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan hasil yang telah diperolehnya. Tugas kelompok validasi juga membantu peneliti untuk mengemukakan gagasannya. Untuk itu suasana harus mendukung namun sekaligus juga menantang, mendorong peneliti untuk memberikan respons terhadap pertanyaan- M D70 pertanyaan, mempertahankan gagasannya, dan memberikan kemampuan untuk dapat bertindak ke arah yang baru Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015.C. VALIDASI OLEH SISWAMenurut Kusumah dan Dwitagama 2009, catatan mengenai reaksi yang diberikan oleh siswa terhadap tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan, merupakan hal yang sangat penting bagi peneliti. Mungkin hal ini merupakan dukungan yang paling kuat terhadap hasil/pengetahuan yang diperoleh peneliti. Catatan siswa dapat diperoleh dalam bentuk catatan harian, pernyataan pendek yang tertulis, atau rekaman baik audio maupun video, yang setiap kali perlu dalam analisis terakhir, sesuatu yang dianggap sebagai pengetahuan atau hasil yang valid hanya diperoleh melalui interaksi, di mana akan terlihat apakah hasil tesebut memang benar merupakan kebenaran dan mereeksikan kekuatan penelitian tindakan, relevansinya, emansipasi, demokrasi, dan kolaborasi. Sebelum peneliti dapat membantu proses-proses pendidikan orang lain, ia harus terlebih dahulu mengembangkan proses pendidikan dirinya sendiri dan secara jujur dapat memahami proses-proses serta pengalaman-pengalaman, dan membaginya dengan orang lain Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015. P T K71SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana melakukan validasi diri sendiri?b. Jelaskan empat kriteria untuk membenarkan hasil yang diperoleh dalam PTK! c. Bagaimana melakukan validasi oleh teman?d. Bagaimana melakukan validasi oleh siswa? P T K73DAFTAR PUSTAKAArikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta Bina Cik Hasan. 1998. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama. Ciputat PT Logos Wacana I., Cook, S. dan Harding, J. 1982. e Field of Action Research. In the Action Research Reader. Victoria Deakin 1999. Penelitian Tindakan. Jakarta Depdikbud, Ditjen 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga S. dan McTaggart, R. 1988. e Action Researh Reader. Victoria, Deakin University W., dan Dwitagama, D. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT. Indeks. Lestari, T. 2009. Manajemen Penulisan Karya Tulis Ilmiah Modul Pelatihan Bagi Guru dan Kepala Sekolah. Sawangan, Bogor Pusdiklat Depdiknas. M D74 Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research. Bandung Yalvema. 2015. Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru dan Dosen. Padang UNP dan Cahyadi, 2014. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Pasuruan Ganding Sari, K., dan Puspawati, 2015. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditlitabmas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan dan dan Stevenson, 1995. Educational Action Research. New York and London Teachers College, Columbia Nyoman Kutha. 2010. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta Pustaka dan Hoesein, A. 1996. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta Depdikbud, 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada “Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru”, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI. Makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di Makassar Tahun 2005. P T K75Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Direktorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Khaeruddin, Bahri, A., Munirah., Husniati, A., dan Nasrun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Rev. Ed.. Makassar Panrita Press Unismuh Makassar. Wardhani, IGAK. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas R. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untukMeningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung Remaja Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995. P T K77LAMPIRANLATIHAN/TUGAS1. Identikasi Masalah dalam PTKa. Kemukakanlah masalah-masalah atau kendala-kendala yang anda hadapi ketika melaksanakan tugas dalam pembelajaran/bimbingan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………b. Pilihlah salah satu masalah yang menurut anda mendesak! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....... M D78 c. Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahannya! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....d. Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang dirumuskan tersebut! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………e. Dapatkanlah satu alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan masalah penting yang anda hadapi tersebut! Alternatif pemecahan masalah itu harus bertolak dari hasil analisis dan didasarkan pada teori tertentu. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………2. Kerangka Penelitian Tindakan a. Subyek penelitian …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. P T K79Siklus 1a. Rencana Tindakan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………b. Rincian Tindakan/Langkah-langkah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………c. Pengamatan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..Contoh Format ObservasiNO ASPEK YANG DIOBSERVASISKOR KETERANGAN1 2 3 4 5d. Reeksi analisis terhadap keberhasilan dan kelemahan M D80 3. Merancang Usulan PTKa. Tulislah judul PTK yang anda usulkan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................. Apakah judul PTK anda telah mencantumkan hal-hal berikut• What apa yang dipermasalahkan• How bagaimana cara mengatasi masalah• Who siapa yang mengalami masalah tersebutb. Deskripsi masalah yang anda hadapi ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..................... Apakah masalah yang anda deskripsikan telah memuat hal-hal sebagai berikut• Apakah deskripsi masalah telah disesuaikan dengan kondisi nyata tentang kendala-kendala yang anda hadapi sewaktu melaksakan tugas pengajaran?• Apakah deskripsi masalah telah didukung data dan memuat identikasi satu masalah yang mendesak untuk segera dilaksanakan? P T K81• Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang analisis masalah?• Metode/pendekatan kebiasaan guru mengajar kesehariannya, dan apa kelemahannya.• Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang reeksi awal?• Bagaimana perumusan masalah?c. Deskripsikan tentang cara pemecahan masalah yang anda ajukan! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................................................. Apakah pemecahan masalah yang anda ajukan memenuhi rambu-rambu berikut?• Apakah ada alternatif pemecahan masalah?• Apakah alternatif pemecahan masalah itu didasarkan pada teori tertentu?• Apakah alternatif pemecahan masalah itu bertolak dari hasil analisis?d. Rumuskan hasil yang diharapkan dari penelitian anda! Apakah rumusan yang diharapkan dalam penelitian anda telah memuat hal-hal sebagai berikut• Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil yang diharapkan bagi siswa?• Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil yang diharapkan bagi praktisi M D82 kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lainnya di sekolah?e. Kemukakan kajian teori serta hasil temuan tentang permasalahan dan tindakan yang akan dilakukan. Kemukakan keterkaitan antara variabel tindakan dan masalah yang akan Kemukakan prosedur tindakan yang anda lakukan dalam PTK ini! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Apakah dalam deskripsi tentang prosedur tindakan sekolah telah anda kemukakan hal-hal sebagai berikut• Apakah ada deskripsi tentang setting dan karakteristik subyek?• Apakah ada variabel/faktor yang diselidiki?• Apakah ada rencana tindakan yang mencakup misalnya strategi, pendekatan, metode atau teknik yang digunakan dalam implementasi tindakan, observasi, analisis, dan reeksi? 4. Bila anda sudah siap, susunlah proposal anda dengan mengikuti sistematika yang sesuai, dengan merujuk pada kegiatan on the job learning. P T K83BIODATAMuhammad Djajadi, Lahir di Lappacenrana Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan pada Tanggal 18 April 1970. Lulus SI di Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Ujung Pandang FPMIPA tahun 1994, lulus S2 Manajemen Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar UNM tahun 2009, dan S3 Education and Development di Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia UTM tahun 2015. Saat ini adalah Widyaiswara Ahli Madya pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Menjadi Dosen Dengan Perjanjian Kerja Dpk di program studi S-l Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Aktif menulis buku dan jurnal ilmiah nasional dan internasional serta menjadi narasumber dalam seminar dan pelatihan mengenai pengembangan profesional guru Fisika. ... Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas classroom action research dengan menerapkan lesson study. Lesson study dapat dikatakan sebagai bentuk yang sangat spesifik dari penelitian tindakan kelas yang berfokus pada pengembangan pengetahuan praktik pembelajaran guru Djajadi, 2019. Menurut Djajadi 2019 tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. ...... Pada tahap ini guru model bersama guru lain dan dosen tim observer membahas tentang hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada open class pada siklus ke II Djajadi, 2019, dan ternyata terdapat peningkatan aktivitas belajar yang lebih baik dibanding aktivitas siswa pada siklus I berdasarkan pemaparan observer secara lisan. Penggunaan media pembelajaran seperti quizizz, live worksheets, video pembelajaran dan power point yang berbasis e-learning moodle masih efektif digunakan dalam melaksanakan pembelajaran interaktif yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. ...Lastama SinagaLusdiana SaragihLisda Raida ManurungRipe Oloan HutapeaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam memanfaatkan e-learning moodle berbasis lesson study for learning community pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IX-1 dengan jumlah 29 siswa pada materi pewarisan sifat. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa. Berdasarkan analisis data diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 3,0 dengan kriteria aktif dan pada siklus II adalah 3,5 dengan kriteria sangat aktif. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tindakan penelitian berhasil karena adanya peningkatan rata-rata skor tiap indikator aktivitas belajar siswa. Persentase peningkatan aktivitas belajar rata-rata sebesar 14,25%. Hal ini membuktikan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa dengan memanfaatkan e-learning moodle berbasis lesson study for learning community di SMP Methodist 8 Medan.... Ilmiah yaitu suatu yang bersifat atau berada dalam keilmuan dan metode yaitu cara berfikir, obyektif, rasional, sistematis berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, mengembangkan dan mengevaluasi suatu pengetahuan Afandi, 2011. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; 1 untuk memperbaiki praktik; 2 untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta 3 untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan Djajadi, 2019. Tujuan ideal dari semua guru di kelas adalah untuk meningkatkan praktik profesionalnya, sekaligus hasil belajar siswa dan penelitian tindakan merupakan satu sarana efiktif untuk mewujudkan tujuan ini Miaz, 2015. ... Teguh PrasetyoWiworo RetnadiRicka Tesi MuskaniaUjiati CahyaningsihLatar Belakang-Dalam menunjang keprofesionalan guru dalam mengajar dan mendidik di sekolah, guru diharuskan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Namun tantangan yang dihadapi guru Sekolah Dasar SD yang sering muncul antara lain a kurangnya minat menulis seorang guru; b kesibukan dan keterbatasan waktu guru; c kurangnya pengetahuan tentang PTK; dan kurangnya bahan penunjang yang memadai seperti perangkat komputer dan kuota internet. Terlebih pada masa pandemik Covid-19 mulai Maret 2020 sampai sekarang menambah permasalahan guru melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah. Tujuan-Tujuan penelitian untuk menganalisis kesulitan guru SD dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas selama pandemik Covid-19. Desain/Metodologi/Pendekatan-Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek responden yang digunakan merupakan guru SD dengan jumlah 95 guru. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2021. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara tertulis melalui google form dan wawancara lisan untuk menguatkan hasil penelitian. Selanjutnya proses analisis hasil dan temuan penelitian dilakukan secara deskriptif. Temuan-Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan jumlah guru yang guru belum pernah melaksanakan PTK sedangkan pernah melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah. Analisis kesulitan guru-guru sekolah dasar dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di masa pandemik Covid-19, yakni kemauan pribadi guru, pemahaman metode penelitian, kemampuan dalam menulis karya tulis ilmiah, pengembangan kompetensi pedagogik guru, dan interaksi pembelajaran daring guru dan siswa. Guru SD mengungkapkan perlunya waktu yang cukup untuk merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas serta mendapatkan fasilitas yang memadai selama pembelajaran jarak jauh/daring. Selain itu, perlu adanya kegiatan yang menunjang para guru untuk membimbing dalam menyusun penelitian tindakan kelas. Batasan Penelitian-Menambah waktu pelaksanakan dalam kegiatan pengumpulan data dan menambah jumlah responden yang diteliti. Orisinalitas/nilai-Temuan menunjukkan bahwa guru selama pembelajaran jarak jauh pada masa pandemik Covid-19 memiliki kesulitan yang hampir sama dengan pembelajaran tatap muka. Rendahnya motivasi dan minat untuk melaksanakan PTK dan kurang pemahaman tentang metode PTK. Hal yang baru dipengaruhi fasilitas/perangkat pembelajaran daring yang harus dimiliki baik guru maupun siswa menambah penyebab guru kesulitan dalam menyusun PTK.... Tiap-tiap siklus penelitian tindakan kelas PTK memiliki tahapan, terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi Djajadi, 2019. Analisis data yang diperoleh menggunakan observasi dan juga tes, dimana untuk teknik analisis data perolehan hasil belajar siswa dianalisis dengan menghitung nilai rerata serta menentukan yang berguna dalam mendeskripsikan hasil belajarnya dan refleksi Maaruf et al., 2017;Pebrianti et al., 2018;Gonzaga & Kase, 2020;Indriani et al., 2018. ...I W. Gylank Okka PrathamaI Made Citra WibawaI Kadek Agus SudiandikaPembelajaran kurang menggunakan model inovatif yang menyebabkan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas V sekolah dasar dibawah kriteria ketuntasan minimal, untuk memperbaiki hal tersebut diadakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas V dengan menerapkan model Discovery-Inquiry. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian pada siswa kelas V terdiri dari 21 siswa dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni dengan tes pilihan ganda diberikan kepada siswa, sedangkan metode analisis data yakni analisis kuantitatif dengan menghitung mean, daya serap, dan ketuntasan belajar siswa tiap siklus. Hasil Analisis data dalam penelitian ini menyatakan rerata hasil belajar pada prasiklus sebesar 67,19, siklus I sebesar 70,95, dan siklus II 81,14. Secara berurut dari prasiklus ke siklus I, prasiklus ke siklus II, dan siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 3,37 poin, 13,95 poin dan 10,19 poin. Terjadi peningkatan juga pada daya serap siswa dari prasiklus, siklus I, dan siklus II, yaitu 67,19%; 70,95%; 81,14%. Demikian pula terdapat peningkatan persentase siswa yang nilai hasil belajarnya memenuhi KKM dari prasiklus, siklus I, dan siklus II, yaitu 38,09%; 57,14%, dan 85,71%, jadi model pembelajaran discovery-inquiry dapat meningkatkan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa sekolah dasar.... Sebagaimana yang dinyatakan oleh beberapa pakar bahwa Pendahuluan merupakan bagian dari artikel untuk menyampaikan masalah apa yang ingin peneliti tangani Perneger and Hudelson, 2004. Dalam konteks PTK, pendahuluan harus mendeskripsikan masalah penelitian secara jelas pada setting tertentu dengan dukungan data faktual Djajadi, 2019. Peneliti harus mampu meletakkan latar belakang dengan tepat agar pembaca lebih mudah memahami tujuan kajian Andersson, Andreasen and Christensen, 2011. ...ABSTRAK Sebagai tenaga profesional, setiap guru wajib mempublikasikan artikel ilmiah sebagai persyaratan kenaikan kepangkatan. Namun, sebagian besar guru belum mampu mengubah laporan hasil PTK menjadi sebuah artikel ilmiah yang baik. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengubah laporan hasil PTK menjadi artikel ilmiah yang berkualitas. Peserta yang terlibat dalam pengabdian ini adalah guru SMA Bantul dari berbagai bidang studi yang telah memiliki laporan hasil PTK. Metode yang digunakan adalah workshop. Workshop telah dilaksanakan selama 4 hari di Aula SMAN 2 Bantul. Hasil yang diperoleh yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan keberdayaan guru dalam menghasilkan artikel ilmiah berkualitas sesuai dengan jurnal sasaran dan memahami peran author dalam Open Journal System OJS. Berbagai temuan mengindikasikan bahwa kegiatan berjalan baik dan lancar. Kata kunci pelatihan guru, artikel ilmiah, penelitian tindakan kelas, PTK, workshop ABSTRACT As professionals, every teacher is obliged to publish scientific articles as a requirement for a promotion. However, most teachers have not been able to turn the CAR results report into a good scientific article. The purpose of this community service activity is to transform the CAR report into quality scientific articles. Participants who were involved in this service were Bantul high school teachers from various fields of study who already had CAR results reports. The method used is a workshop. The workshop was held for 4 days in the hall of SMAN 2 Bantul. The results obtained are an increase in teacher knowledge and empowerment in producing quality scientific articles according to the target journal and understanding the role of the author in the Open Journal System OJS. Various findings indicate that activities are running well and smoothly.... It is conducted to improve the mathematics learning quality especially to the system, work methods, processes, content, and classroom learning situations/atmosphere Ni'mah, 2017. This research consists of three cycles with four phases in each cycle namely planning, implementation, observation, and evaluation or reflection Djajadi, 2019. ...I Made Ari PurwadiThis classroom action research was aimed at describing the improvement of students' mathematical problem solving MPS ability through Realistic Mathematics Education RME. Nineteen students of VIII grade in SMP Laboratorium Undiksha in the first semester of the academic year of 2019/2020 were taken part as the research subject. This research data was collected by observation sheet and essay-test then it analyzed descriptively using simple statistics. The result of the research showed that the average score of students’ MPS ability on the first cycle equals 71,92, the second cycle equals 73,2, and the third cycle equals 75. As demonstrated, the implementation of RME could increase students’ MPS ability. Hence, the implementation of RME made students more motivated, more active on discussion and learning process, solved problems more easily, and more trained to communicate their FajarwatiEka SetiawatiYusdiana YusdianaPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan seni rupa di PAUD As-Syifa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, yang dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan serta refleksi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang anak yang mempunyai masalah dalam kemampuan motorik halus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu berupa catatan lapangan serta dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tingkat keberhasilan Mills sebesar 71%. Adapun analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan seni rupa yaitu sebesar 21%. Berdasarkan peningkatan tersebut maka hipotesis diterima dan dapat disimpulkan bahwa kegiatan seni rupa dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia MinarniThe aim of this Classroom Action Experimental Research is to know the changing attitude of the students after implementing CSRT method. Christian Religious Education CRE at Duta Wacana Christian University DWCU emphasizes a multidisciplinary approach covering the fields of Sociology, Psychology, Theology, and Studies of Religions. Through CRE, students are expected to embrace inclusive and respectable attitudes as Indonesian citizens. How do CRE materials support the formation of inclusive and respectable attitudes? One of the teaching materials is the Interpretation of Scriptural Texts that are theoretically taken from the thoughts of John Hayes and Holladay in Biblical Exegesis, while the form of development of the theoretical interpretation exercise uses the “Cambridge Scriptural Reasoning Texts CSRT” method. The CSRT method was tested in one of the CRE classes as a “research sample”. The finding shows that students’ insights and perspectives were more open after learning hermeneutics using the CSRT method. Abstrak Penelitian Tindakan Kelas Experimental ini bertujuan untuk melihat perubahan sikap mahasiswa setelah menerapkan metode CSRT. Pendidikan Agama Kristen PAK di UKDW menekankan pada pendekatan multidisiplin yang meliputi bidang Sosiologi, Psikologi, Teologi, dan Studi Agama-agama. Melalui PAK, mahasiswa diharapkan semakin dikuatkan dalam menghidupi sikap inklusif dan respek sebagai warga bangsa Indonesia. Bagaimana materi PAK mendukung pembentukan sikap inklusif dan respek? Salah satu materi bahan ajar PAK di UKDW yakni Interpretasi Teks Kitab Suci yang secara teoritik diambil dari pemikiran John Hayes dan Holladay dalam Biblical Exegesis, sedangkan bentuk pengembangan dari latihan interpretasi atas teori tersebut digunakan metode “Cross Scriptural Reasoning Texts CSRT”. Metode CSRT tersebut diujikan dalam salah satu kelas PAK sebagai “sampel penelitian”, didapati bahwa wawasan dan cara pandang mahasiswa semakin terbuka setelah belajar hermeneutik dengan metode CSRT. Evi SusilawatiImamul KhairaAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mendesain materi pengembangan bahan ajar non cetak melalui e-learning flipped classroom. Penelitian ini berjenis penelitian tindakan kelas PTK dengan mengikuti langkah-langkah penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester V Program Studi Dosenan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Dosenan Universitas Islam Sumatera Utara pada tahun pelajaran 2020/2021. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada matakuliah Pengembangan Bahan Ajar dengan jumlah mahasiswa 17 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Alat pengumpulan data kuantitatif ini menggunakan instrumen materi pengembangan bahan ajar non cetak dengan menggunakan pilihan berganda yang diberikan secara online, sementara pada data kualitatif menggunakan hasil observasi kemampuan mahasiswa dalam mendesain materi pengembangan bahan ajar non cetak di kelas e-learning. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan mahasiswa dalam mendesain materi pengembangan bahan ajar non cetak dengan menggunakan e-learning flipped classroom. Kata Kunci Kemampuan Mahasiswa, Bahan Ajar Non Cetak, E-Learning Classroom Abstract This study aims to improve students' abilities in designing non-print teaching materials through e-learning flipped classrooms. This research is a classroom action research CAR by following the research steps, namely planning, implementing, observing, analyzing and reflecting. The subjects of this study were students in the fifth semester of the Pancasila and Citizenship Lecturer Study Program, the Teaching and Lecturer Faculty of the Islamic University of North Sumatra in the 2020/2021 school year. The implementation of this classroom action research was carried out in the course of Teaching Material Development with a total of 17 students. Data collection techniques in this study using quantitative data. This quantitative data collection tool uses non-printed teaching material development materials instruments using multiple choices provided online, while the qualitative data uses observations of students' abilities in designing non-print teaching material development materials in e-learning classes. The results of this study indicate that there is an increase in the ability of students in designing non-print teaching materials development materials using e-learning flipped classrooms. Keywords Student Activity, Non-Printed Teaching Materials, E-Learning Flipped ClassroomPenuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu AgamaCik BisriHasanBisri, Cik Hasan. 1998. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama. Ciputat PT Logos Wacana Tindakan. Jakarta Depdikbud, Ditjen DikdasmenDepdikbudDepdikbud. 1999. Penelitian Tindakan. Jakarta Depdikbud, Ditjen Action Researh ReaderS KemmisR MctaggartKemmis, S. dan McTaggart, R. 1988. The Action Researh Reader. Victoria, Deakin University Penelitian Tindakan KelasW KusumahD Dan DwitagamaKusumah, W., dan Dwitagama, D. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT. Penulisan Karya Tulis Ilmiah Modul Pelatihan Bagi Guru dan Kepala SekolahT LestariLestari, T. 2009. Manajemen Penulisan Karya Tulis Ilmiah Modul Pelatihan Bagi Guru dan Kepala Sekolah.Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action ResearchSuwarsih MadyaMadya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research. Bandung Tindakan Kelas Teori dan PraktikMu'aliminR A H Dan CahyadiMu'alimin., dan Cahyadi, 2014. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Pasuruan Ganding Action ResearchS E NoffkeR B Dan StevensonNoffke, dan Stevenson, 1995. Educational Action Research. New York and London Teachers College, Columbia dan Paradigma Penelitian SosialNyoman RatnaKuthaRatna, Nyoman Kutha. 2010. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
CaraMenulis Bagian Kesimpulan / Simpulan pada Laporan PTK Beserta Contohnya. Baiklah, setelah kita telah memahami apa saja prinsip-prinsip yang harus dipegang saat merumuskan bagian kesimpulan / simpulan pada laporan ptk, maka kini saatnya kita memperhatikan bagaimana cara menulis kesimpulan dan contoh berikut.
Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penyelidikan secara sistematis dengan tujuan menginformasikan praktik pembelajaran dalam situasi tertentu. PTK juga merupakan suatu cara bagi guru untuk menemukan apa yang terbaik di dalam situasi kelas mereka sendiri sehingga keputusan tentang proses pembelajaran dapat diambil dengan sebaik-baiknya. PTK merupakan titik tengah antara refleksi guru dan penelitian pendidikan tradisional. Ini disebabkan PTK lebih sistematis dan berbasis data dibandingkan dengan sekadar refleksi pembelajaran, tetapi lebih sedikit formal dan terkendalikan dibandingkan penelitian pendidikan tradisional. Dalam PTK, guru-guru menggunakan data yang tersedia dari kelas-kelas mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis tentang pembelajaran yang mereka laksanakan. Selanjutnya, PTK mengintegrasikan dua peran sekaligus yaitu antara ilmu pengetahuan penelitian dengan praktik pembelajaran. Pembahasan ini untuk membantu para guru memahami konseptual teoretis sampai dengan aplikasi praktiknya tentang PTK, sebagai rujukan dalam rangka pengembangan profesi pendidik untuk menguasai kompetensi profesional tentang PTK tersebut. Oleh karena itu, uraian dan paparan PTK ini menawarkan berbagai pemikiran yang dimulai dari konseptual teoretis terus menuju ke aplikasi praktik agar memudahkan para guru/pendidik melaksanakannya di sekolah sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran nyata di kelas. Pengertian PTK Menurut Para Ahli Dalam istilah aslinya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Classroom Action Research. Apakah sesungguhnya definisi Penelitian Tindakan Kelas itu?” Ada beberapa definisi penelitian tindakan kelas yang dapat diajukan di sini. Suharsimi 20072 mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan definisi dari kata “penelitian,” “tindakan”, dan “kelas.” Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru. Jadi, Suharsimi 2007 13 berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Suhardjono 200758 mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Rustam dan Mundilarto 2004 1 mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Tim PGSM 1999 mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, ditujukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki praktik pembelajaran yang diselenggarakan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur atau siklik. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Suhardjono 2007 262 mengajukan beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu adanya tindakan action. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami bukan dalam laboratorium dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru karena penelitian tindakan kelas mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan. hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, penelitian tindakan kelas berfokus pada masalah praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks. penelitian tindakan kelas dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata,jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. adanya kolaborasi kerjasama antara praktisi guru, kepala sekolah, siswa, dan lain lain dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan action. di samping itu, penelitian tindakan kelas dilakukan hanya apabila ada a keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, b bertuj uan meningkatkan profesionalisme guru, c alasan pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan d bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecahan masalah. Mencermati uraian dan ilustrasi di atas, sesungguhnya dapat dikemukakan beberapa karakteristik inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu masalah berasal dari guru; tujuannya memperbaiki pembelajaran; metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah kaidah penelitian; fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran; guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti. Pertanyaan penting berikutnya adalah “Apa tujuan melakukan penelitian tindakan kelas?” Mengacu pada pembahasan sebelumnya, maka jawaban yang paling inti adalah untuk peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam konteks tujuan penelitian tindakan kelas ini, secara rinci Suhardjono 2007161 mengemukakan sebagai berikut meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah; membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas; meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan; menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan sustainable. Mengacu kepada tujuan penelitian tindakan kelas tersebut, maka luaran atau hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas mencakup perbaikan dan peningkatan kualitas kinerja belajar siswa; perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas; perbaikan dan peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, alat peraga, dan sumber belajar lainnya; perbaikan dan peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses pembelajaran dan hasil siswa; perbaikan dan peningkatan kualitas upaya-upaya pemecahan masalah masalah pendidikan anak di sekolah; perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak manfaat yang bisa diperoleh. Manfaat itu antara lain dapat dikaji dari beberapa pembelajaran di kelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain meliputi inovasi pembelajaran; pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas; peningkatan profesionalisme guru. Secara ringkas pada dasarnya penelitian tindakan kelas memiliki manfaat sebagai berikut membantu guru memperbaiki kualitas pembelajarannya; meningkatkan profesionalitas guru; meningkatkan rasa percaya diri guru; memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Panduan Penyusunan Usulan PTK Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah guru yang akan melakukan PTK, maka berikut ini disajikan format dan sistematika usulan PTK. Format dan sistematika usulan PTK ini mengacu kepada pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Adapun format dan sistematika usulan PTK adalah sebagai berikut. 1. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain melalui peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah masalah pembelajaran dan non pembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya untuk menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan memberi dampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan yang nyata akan semakin meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pendidikan dan pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil belajar. Dan ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Upaya peningkatan kemampuan meneliti di masa lalu cenderung dirancang dengan pendekatan research development dissemination RDD. Pendekatan ini lebih menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top down dan bersifat teoritis akademik. Paradigma demikian dirasakan tidak sesuai lagi dengan perkembangan pemikiran baru, khususnya Manajemen Mutu Berbasis Sekolah MMBS. Pendekatan MMBS menitikberatkan pada upaya perbaikan mutu yang inisiatifnya berasal dari motivasi internal pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri an effort to internally initiate endeavors for quality improvement, dan bersifat pragmatis naturalistik. MMBS mengisyaratkan pula adanya kemitraan antar jenjang dan jenis pendidikan, baik yang bersifat praktis maupun dalam tataran konsep. Kebutuhan akan kemitraan yang sehat dan produktif, yang dikembangkan atas prinsip kesetaraan di antara pihak pihak terkait sudah sangat mendesak. Kemitraan yang sehat antara LPTK dan sekolah adalah sesuatu yang penting, lebih lebih lagi dalam era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan. Penelitian pun hendaknya dikelola berdasarkan atas dasar kemitraan yang sehat kolaboratif, sehingga kedua belah pihak dapat memetik manfaat secara timbal balik reciprocity of benefits. Melalui Penelitian Berbasis Tindakan PBT masalah masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pendidikan, dapat diaktualisasikan secara sistematis. Upaya PBT diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar di kalangan guru guru di sekolah. 2. Tujuan PTK memiliki sejumlah tujuan sebagai berikut. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan sustainable. Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan khususnya di sekolah dalam melakukan penelitian berbasis tindakan PBT. Meningkatkan kerjasama profesional di antara pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dengan dosen di perguruan tinggi kependidikan. 3. Bidang Kajian Penelitian Adapun ruang lingkup bidang kajian PTK oleh guru meliputi masalah belajar siswa sekolah termasuk di dalam tema ini, antara lain masalah belajar di kelas, kesalahan kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, dan sebagainya. desain dan strategi pembelajaran di kelas termasuk dalam tema ini, antara lain masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, dan sebagainya. alat bantu, media, dan sumber belajar termasuk dalam tema ini, antara lain masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas, dan sebagainya. sistem evaluasi termasuk dalam tema ini, antara lain masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen evaluasi berbasis kompetensi, dan sebagainya. masalah kurikulum termasuk dalam tema ini, antara lain masalah implementasi KTSP, interaksi guru siswa, siswa bahan belajar, dan lingkungan pembelajaran, dan sebagainya. 4. Luaran Penelitian Luaran yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah sebuah peningkatan atau perbaikan, antara lain peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah; peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas; peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya; peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa; peningkatan atau perbaikan terhadap masalah masalah pendidikan anak di sekolah; peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan KTSP dan kompetensi siswa di sekolah. 5. Pengusul Penelitian Pengusul penelitian adalah semua guru SD,SMP, SMA, SMK, baik yang bertugas di sekolah negeri maupun swasta, baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan dosen perguruan tinggi kependidikan. Masalah penelitian harus digali atau didiagnosis secara sistematis dari masalah yang nyata dihadapi oleh guru dan/atau siswa di sekolah. Masalah penelitian bukan dihasilkan dari kajian akademik atau dari hasil penelitian terdahulu semata mata. Penelitian ini bersifat kolaboratif, dalam pengertian usulan harus secara jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing masing anggota peneliti pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan. 6. Kriteria Penilaian Kualitas Usulan Penelitian Aspek-aspek yang dinilai untuk menentukan kualitas usulan PTK setidaknya memenuhi kriteria sebagai berikut. Perumusan masalah terutama asal dan keaslian, relevansi, dan cakupan permasalahan dengan bobot penilaian sebesar 25. Cara pemecahan masalah terutama rancangan tindakan dan kontekstualitas tindakan dengan bobot penilaian sebesar 25. Kemanfaatan hasil penelitian terutama potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan dengan bobot penilaian sebesar 10. Prosedur penelitian terutama prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi setelah hasil dengan bobot penilaian sebesar 30. Kegiatan pendukung terutama jadwal penelitian, sarana pendukung pembelajaran yang digunakan, rincian tugas dan intensitas keterlibatan masing masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan penelitian, dan kelayakan pembiayaan dengan bobot penilaian sebesar 10. Contoh sampul cover usulan PTK Contoh halaman pengesahan usulan PTK Sistematika Usulan PTK A. Judul Penelitian Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili gambaran tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi B. Bidang Ilmu Tuliskan bidang ilmu ketua peneliti berdasarkan mata pelajaran yang diajar di sekolah. Masalah yang yang diteliti harus relevan dengan mata pelajaran yang diajar di sekolah. Jika tidak, maka akan menjadi kendala untuk diterimanya penelitian tersebut. C. Pendahuluan Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di sekolah dan diagnosis oleh guru dan/atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan sena dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Setelah didiagnosis dan diidentifikasi masalah penelitiannya, maka selanjutnya perlu diidentifikasi dan dideskripsikan secara cermat akar penyebab dari masalah tersebut. Penting juga digambarkan situasi kolaboratif antar anggota peneliti dalam mencari masalah dan akar penyebab munculnya masalah tersebut. Selain itu, prosedur dan alat yang di gunakan dalam melakukan identifikasi permasalahan dan penyebabnya perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis. D. Perumusan Masalah Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan PTK. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi. E. Cara Pemecahan Masalah Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti sesuai dengan kaidah PTK. Cara pemecahan masalah telah menunjukkan akar penyebab permasalahan dan bentuk tindakan action yang ditunjang dengan data yang lengkap dan baik. F. Tinjauan Pustaka Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang memunculkan gagasan yang mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang dipahami sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau kerangka konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan. G. Tujuan Penelitian Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan penelitian ini dijabarkan ke dalam Tujuan Umum dan Tujuan Khusus yang diuraikan dengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya. H. Kontribusi Sumbangan Hasil Penelitian Uraikan kontribusi sumbangan hasil penelitian yang akan dilakukan terhadap kualitas pembelajaran dan/atau pendidikan, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan lainnya di sekolah. Kemukakan inovasi atau pembaharuan yang akan dihasilkan dari penelitian ini. I. Metode Penelitian Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan objek, waktu pelaksanaan dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci sesuai dengan langkah-langkah PTK, yaitu dari perencanaan tindakan observasi refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus minimal dua siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah cawu/semester. J. Jadwal Penelitian Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Jadwal kegiatan penelitian disusun selama 10 bulan. K. Personalia Penelitian Jumlah personalia penelitian maksimal 3 orang, yang terdiri dari 1 orang ketua peneliti dan 2 orang anggota peneliti. Namun demikian, PTK ini dapat juga dilakukan sendirian oleh satu orang guru saja. Uraikan peran dan jumlah waktu yang digunakan dalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama peneliti, golongan, pangkat, jabatan, dan lembaga tempat tugas, sama seperti pada Lembar Pengesahan. L. Daftar Pustaka Tulislah daftar pustaka secara konsisten dengan mengikuti model APA, MLA atau Turabian dan diketik satu spasi. Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka a. Contoh Daftar Pustaka dari Buku Anderson, and Krathwohl, DR. 2001. A Taxonomyfor Learning, Teaching, and Assessing. New York Longman. Austin, and Baldwin, R. G. 1991, Faculty Collaboration Enhancing The Qualirv of Scholarship and Teaching. Washington The George Washington University. Belanoff, P. and Dickson, M. 1999. Porto Folios Process and Product. Portsmouth Boynton/Cook. M. Asrori 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang Wineka Media. b. Contoh Daftar Pustaka dari Buku Brown, Collins, A.; and Duguid, P. 1989. “Situated Cognition and the Culture of Learning.” Educational Researcher 181, 32-42. Clark, C. 1996. “Colaboration as Dialogue Teacher and Researchers Engaged in Conversation and Professional Development.” American Educational Research Journal, 33, 1, 193-231. Elvey, M. I 996. “The Theory and Practice of Action Research Changing Education.” A Journalfor Teachers and Administrations. 3, 6, 5-14. M. Asrori 2006. “Remaja Terlalu Kecil untuk Serbet, Terlalu Kecil untuk Taplak.” Majalah Amanah, Nomor 33. M . Lampiran-lampiran Lampirkanlah riwayat hidup ketua peneliti dan anggota peneliti cantumkan pengalaman penelitian yang relevan yang telah dihasilkan sampai saat ini. Sistematika Laporan PTK Setelah dipaparkan Sistematika Usulan PTK beserta contohnya, maka untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah guru dalam menyusun laporan, berikut ini diuraikan Sistematika Laporan PTK beserta contohnya. Laporan PTK Penelitian Tindakan Kelas, sistematikanya meliputi unsur-unsur berikut. Lembar Sampul cover Laporan Penelitian Lembar Identitas dan Pengesahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar jika dalam laporannya ada gambar gambar Daftar Lampiran Pendahuluan Kajian Pustaka Pelaksanaan Penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan Simpulan dan Saran saran Daftar Pustaka Pada halaman-halaman berikut ini diuraikan masing-masing unsur tersebut agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagi para guru yang membuat laporan hasil PTK yang telah dilakukan. Contoh sampul cover laporan akhir PTK Contoh halaman pengesahan usulan PTK Contoh Ringkasan PTK Untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang PTK, berikut ini disajikan beberapa ringkasan penelitian tindakan dan ringkasan sebuah laporan penelitian yang diterjemahkan dari Kemmis dan Mc Taggart1988. Berikut ini ringkasan beberapa contoh PTK yang di lakukan oleh guru yang diambil dari Kemmis dan Taggan 1988 dan dua ringkasan penelitian yang dilakukan di SMA Pontianak. Seorang guru wanita yang tertarik pada persoalan jenis kelamin dalam kelasnya bertanya kepada seorang teman sejawat yang terpercaya untuk mencatat siapa yang diajaknya berbicara. Dia menemukan bahwa dalam waktu setengah jam teman sejawat tersebut berbicara dua kali lipat dengan anak laki laki dibandingkan dengan anak perempuan. Dia mengubah pada ini, tetapi hanya secara perlahan lahan. Dia harus membantu siswa siswa itu sendiri mengubah harapan-harapannya dan kepekaan mereka terhadap masalah jenis kelamin dalam kelas. Seorang guru Fisika kelas 3 SMA yang tertarik kepada pemahaman siswa di kelas menemukan bahwa dengan mengajukan pertanyaan berani memberikan sedikit kesempatan kepada siswa untuk membicarakan gagasan dan pemahaman mereka. Dia mengubah gaya interaksinya dengan cara yang dramatis. sehingga dia mengurangi waktu yang digunakan untuk berbicara di kelas dari sekitar 85% menjadi 40% dalam satu mata pelajaran, kemudian menemukan bahwa dia harus mengubah jenis pertanyaan yang diajukan agar siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan pemahamannya dengan menggunakannya dalam diskusi yang lebih rumit dengan guru dan siswa siswi lainnya. Seorang guru mempunyai masalah dengan kelompok kelas 3 SMP yang sulit dikendalikan. Dia merekam pernyataan pernyataan yang mengungkapkan kendali dalam pengajaran biasanya dan menemukan bahwa dia menciptakan masalah disiplin melalui peringatan tentang disiplin kepada siswa secara terus menerus. Dia merundingkan peraturan peraturan kelas dengan siswa siswanya, dan masalahnya lenyap begitu saja. Dia terus menjajaki kemungkinan untuk merundingkan kurikulum secara lebih umum dengan siswa, dan memperoleh lebih banyak temuan tentang nilai strategi mengajar yang secara aktif memanfaatkan pengetahuan siswa sebagai landasan pembelajaran selanjutnya. Sekelompok guru menjajaki beberapa strategi untuk pengajaran bahasa remedial di sekolah menengah tingkat pertama. Setelah mengumpulkan data dari siswa, membuat catatan harian tentang amatan dan penilaian mereka sendiri, dan membagi pemahaman mereka selama dua catur wulan, mereka menemukan bahwa mengintegrasikan guru remedial ke dalam kelas kelas biasa sebagai guru yang berkolabori menghasilkan pelajaran yang lebih bagus bagi siswa yang menemui kesulitan daripada strategi mengelompokkan siswa siswa yang mengalami kesulitan dalam kelas terpisah untuk mendapatkan pelajaran remedial. Beberapa kelompok guru telah meneliti masalah dan pengaruh penilaian non kompetitif yang deskriptif. Mereka menemukan bahwa siswa lebih menyukai umpan balik itu lebih membantu pembelajarannya, dan bahwa penilaian tersebut membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih kolaboratif. Beberapa guru lain, orang tua, dan beberapa siswa sendiri memiliki kepedulian terhadap siswa yang tidak diberi nilai dan peringkat, tetapi pengaruh dari penghapusan kompetisi sebagai motivator begitu mendesak sehingga guru guru yang terlibat meneruskan kebijaksanaan tentang penilaian nonkompetitif yang deskriptif dan dapat mengatasi mereka yang menantang kebijaksanaan tersebut meskipun tidak seluruhnya. Seorang guru pendidikan lingkungan sekolah dasar tidak puas terhadap kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan yang menyelidiki tentang persoalan lingkungan yang kontroversial. Dia mengubah pola mengajarnya dari diskusi yang dipimpin oleh guru ke “pertemuan kota“ yang dipimpin oleh guru itu sendiri yang terdiri dari beberapa kelompok kecil. Siswa siswa mulai mempertanyakan pernyataan masing-masing tentang persoalan lingkungan secara cukup mendalam dan meminta gurunya untuk tidak menyela. Persoalan mengajar bagi guru tersebut sekarang menjadi “dapatkah saya menduduki posisi manajemen tanpa mempengaruhi karakter perdebatannya?” Penelitian dilakukan oleh Tomo Judin, dkk bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa tentang Kinematika melalui penerapan multimodel berbasis CTL Contextual Teaching and Learning. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Kabupaten Pontianak terhadap 40 orang siswa Kelas X/D yang dilakukan dalam tiga siklus kegiatan. Sasaran yang ingin dicapai tiap tiap siklus adalah pembelajaran multi model berbasis CTL yang memfokuskan pada pemahaman dan pemecahan masalah konsep GLB Gerak Lurus Beraturan dan GLBB Gerak Lurus Berubah Beraturan. Tingkat keberhasilan setiap siklus adalah apabila minimal sebanyak 70,00% siswa mampu menjawab dengan benar sedikitnya 60,00% dari jumlah soal yang ada. Pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran berupa tes pemahaman konsep berbentuk pilihan ganda, tes pemecahan masalah berbentuk uraian dan tes kinerja, pedoman observasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pemahaman konsep dan kemampuan siswa menyelesaikan masalah terjadi peningkatan setelah proses pembelajaran. Pemahaman konsep GLB meningkat dari rata rata 5,45 menjadi 6,37. Pemahaman konsep GLBB juga meningkat dari rata rata 3,47 menjadi 6,35. Adapun skor kemampuan melakukan pemecahan masalah meningkat dari 1,2 menjadi 6,36. Kualitas proses pembelajaran juga meningkat karena berdasarkan hasil pengamatan tampak bahwa siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, secara umum, pembelajaran multimodel yang berbasis CTL mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Penelitian dilakukan oleh Haratua, dkk bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran fisika dalam pokok bahasan materi listrik arus searah. Penelitian dilakukan kepada siswa SMP Negeri 9 Pontianak dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Model Generatif Berbasis CTL Contexual Teaching and Learning. Melalui penelitian ini diupayakan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam ranah kognitif yaitu kemampuan melakukan penalaran sena ranah afektif dan psikomotor yaitu kemampuan kerja ilmiah sehingga memiliki sikap ilmiah dan dapat berkolaborasi dengan orang lain. Selama proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam pembentukan “meaning” sehingga dapat membangun pemahamannya dengan baik. Konsep yang dipelajari juga menjadi lebih bermakna karena terkait dengan konteks kehidupan siswa itu sendiri sehingga penelitian ini juga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus I, pembelajaran difokuskan pada tercapainya tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan konsep rangkaian listrik arus searah, khususnya tentang konsep Hukum Ohm. Pembelajaran pada Siklus I ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Penemuan I tentang Listrik Dinamis dan Pertemuan II tentang Hukum Ohm. Adapun pada Siklus II, pembelajaran difokuskan pada tercapainya tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan konsep rangkaian listrik arus searah, khususnya tentang konsep Hukum Ohm. Pembelajaran pada Siklus II ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan I tentang Penerapan Hukum Ohm, Pertemuan II tentang Penyelesaian Soal yang Menggunakan Hukum Ohm, dan Pertemuan III tentang Perencanaan dan Pelaksanaan Eksperimen tentang Hukum Ohm. Setelah selesai dilakukan proses Pembelajaran Kooperatif dengan Model Generatif’diperoleh hasil a Hasil tes tentang pemahaman konsep Hukum Ohm diperoleh skor rata rata 80,00 dalam interval 60 dan 90 dalam skor maksimum 100, sekitar 70,00% siswa tergolong tuntas. Ini diduga karena dalam pemahaman konsep dimaksud, siswa dibawa langsung pada kondisi nyata yakni eksperimen di kelas. b Hasil tes tentang Penerapan Hukum Ohm diperoleh skor rata rata 78,70 dalam interval 47 dan 94 dalam skor maksimum 100. Hasil skor tes mencapai ketuntasan sebesar 97,00%. Sumber Asrori, Mohammad. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung CV Wacana Prima.
64 analisis profile metakognisi siswa dalam pemecahan masalah pada pembelajaran matematika kelas vii semester ganjil smp negeri 13 surakarta 65. peningkatan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match (ptk pada siswa kelas xi sma negeri 5 nganjuk tahun 2017/2018) Related PapersBuku ini menjabarkan tentang pengertian, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat laporan pelaksanaan PTK yang diharapkan berdampak pada perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Buku ini dilengkapi dengan contoh PTK dalam pembelajaran fisika yang dilakukan oleh penulis yang didanai dari Block Grant PMPTK Depdiknas. Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research merupakan upaya yang digunakan dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi dimana guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara guru mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya professional di kalangan pendidik. PTK merupakan penelitian berbasis inkuiri yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti proses menganalisis praktek pembelajaran yang telah dilakukan, menerapkan strategi baru dalam kegiatan belajar mengajar KBM, mengevaluasi hasil belajar, dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar ini menjabarkan tentang pengertian, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat laporan pelaksanaan PTK yang diharapkan berdampak pada perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Buku ini dilengkapi dengan contoh PTK dalam pembelajaran fisika yang dilakukan oleh penulis yang didanai dari Block Grant PMPTK Depdiknas. Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research merupakan upaya yang digunakan dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi dimana guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara guru mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya professional di kalangan pendidik. PTK merupakan penelitian berbasis inkuiri yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti proses menganalisis praktek pembelajaran yang telah dilakukan, menerapkan strategi baru dalam kegiatan belajar mengajar KBM, mengevaluasi hasil belajar, dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar selesai mempelajari Bab I ini, peserta dapat… 1. menjelaskan dasar hukum pelaksanaan PTK oleh Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan bagian dari seri 12 dua belas modul yang disusun untuk memfasilitasi kegiatan KKG/MGMP di masing-masing gugus. Modul ini dapat pula digunakan oleh kelompok kerja lainnya seperti KKKS, KKPS, MKKS, dan MKPS. Materi yang dibahas dalam modul ini mencakup konsep dasar PTK, Pengembangan fokus masalah penelitian, Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Persiapan dan Pelaksanaan observasi, analisis dan refleksi serta evaluasi. Di samping itu, materi tentang teknik penyusunan proposal dan penulisan laporan PTK sebagai karya ilmiah juga dibahas dalam modul ini. Tujuan dari penyusunan modul ini adalah untuk menyediakan bahan diklat tentang peningkatan kompetensi profesional guru melalui kegaiatan Penelitian Tindakan Kelas. Modul ini sangat bermanfaat semua guru peserta KKG/MGMP, baik yang sudah memiliki ijazah S-1/D-4 atau pun yang belum. Begitu pula modul ini sangat bermanfaat bagi guru yang sudah memiliki golongan/ruang kepangkatan IV-a yang ingin naik ke IV-b dan seterusnya. Modul ini sangat berguna sebagai bimbingan dalam melaksanakan kegiatan PTK bagi mereka yang akan melakukan perbaikan proses pembelajaran di kelas sekaligus berminat untuk menulis karya tulis ilmiah.
Contohlaporan PTK. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, penyusunan ptk rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut, bagaimanakah meningkatkan pemahaman siswa pada kompetensi beriman kepada malaikat Allah dengan menggunakan metode diskusi di kelas VII MTs. Bustanul Ibad Kota Bekasi.

Identifikasi masalah penelitian tindakan kelas atau PTK dapat dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Pertanyaan-pertanyaan tersebut hendaknya berpedoman pada kata-kata kunci berikut Apakah saya merasakan bahwa terdapat masalah di kelas saya? Mengapa masalah tersebut dapat terjadi ? Apa dampak dari masalah tersebut bagi kelas saya? Apa yang terjadi bila masalah tersebut tidak saya atasi? Apa yang perlu saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? dan seterusnya Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda perlu melakukan refleksi. Yang dimaksud refleksi dalam konteks PTK adalah berpikir reflektif reflective thinking. Salah satu aspek tentang cara melakukan berpikir reflektif adalah melakukan monitoring tentang hal-hal yang sudah dilakukan guru pada saat mengajar di kelas, antara lain seperti berikut Pertama, berpikir tentang kegiatan mengajar di kelasnya secara umum comprehensive teaching Kedua, mengingat kembali tentang pelajaran-pelajaran tertentu yang dirasakan bermasalah Ketiga, berpikir tentang bagaimana membantu siswa secara invidual. Hasil output dari berpikir reflektif diimplementasikan dalam bentuk Pertama, catatan berkala journal writing Kedua, pertemuan dengan teman sejawat untuk berdiskusi Ketiga, berdiam diri untuk melakukan dialog dengan diri sendiri Keempat, mempelajari kembali peta manajemen kelas yang sudah Anda lakukan selama ini, apakah perlu melakukan perubahan? Kelima, memfokuskan pikiran atau memonitor berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut Apakah saya sudah menjadi guru yang baik? Bagaimana cara saya mengajar di kelas? Bagaimana saya sudah mengelola kelas dengan baik? Selama ini, bagaimana cara saya berinteraksi dengan siswa? Bagaimana saya dapat menemukan metode mengajar yang efektif dan siswa saya mencapai prestasi yang baik? Melalui proses berpikir reflektif di atas, Anda sebagai guru akan mampu mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas Anda. Sebagai guru, lakukan cara berpikir reflektif tersebut. Cara berpikir reflektif dilakukan melalui proses analisis dan sintesis serta induksi dan deduksi. Jawaban dari pertanyaan di atas dijabarkan dalam bentuk Hipotesis Tindakan. Demikianlah penjelasan singkat tentang Identifikasi masalah penelitian tindakan kelas PTK Sumber I Wardhani, Kuswaya Wihardit. Penelitian Tindakan Kelas. 2016. Tanggerang Selatan Penerbit Universitas Terbuka

ContohIdentifikasi Masalah PTK Adapun untuk identifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini. Antara lain; Rendahnya motivasi belajar metematika bagi siswa SMA Negri 1 Tulang Bawang Lemahnya dorongan orang tua dalam memperhatikan masalah belajar matematika di sekolah Pembatasan Masalah
TeknikAnalisis Data Dalam PTK Sebagian besar guru, baik guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA/MAK bahkan para dosen menyatakan bahwa pada teknik analisis data inilah bagian yang tersulit dan terumit dalam PTK. Hal ini tidaklah 100% benar, karena sebenarnya pada bagian inilah hal yang sangat mengasyikkan.
Padabagian proposal, Anda akan melihat konsep PTK yang akan dikembangkan dalam penelitian. Bagian-bagian dari proposal PTK adalah sebagai berikut. Download Contoh PTK SD Kelas 1-6. Pendahuluan PTK Guru. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, lembar persetujuan, kata pengantar, dan daftar isi. Lihat contoh PTK Guru berikut ini:
Sebelummasuk pada contoh masalah penelitian kualitatif, saya sedikit ingin membagikan tips mencari sebuah masalah penelitian. Pertama, mulailah dari lingkungan sekitar kita. Tak perlu kita memikir terlalu jauh hingga ke luar negeri, sedangkan hal di sekitar kita sedang tidak baik-baik saja. Contohnya, kenapa adik saya suka berbohong. Z1GA.
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/69
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/79
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/688
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/816
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/69
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/311
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/306
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/208
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/593
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/230
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/820
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/447
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/776
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/268
  • 1vpzvnyvga.pages.dev/52
  • contoh analisis masalah dalam ptk